Kisah Inspiratif Warga Bontang: Kurniawan Santoso (150)
Begitu banyak saat ini usaha konter penjualan ponsel di Bontang. Mulai dari yang kecil, hingga yang besar. Salahsatunya adalah Golden Cell, konter penjualan ponsel yang didirikan sejak 2004 silam oleh Kurniawan Santoso.
Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang
KOKO –sapaan akrabnya- ketika menuju ke Bontang pertama kalinya, bisa dikatakan tanpa membawa bekal apa-apa. Setibanya di Kota Taman sekira 13 tahun yang lalu, dia bahkan berjalan kaki dari Terminal Bontang hingga rumah kontrakannya di kilometer 6, bahkan pernah pula berjalan kaki hingga lokasi yang sekarang berdiri gedung Ainia Rasyifa. “Dulu kalau jalan kaki tidak terasa kalau jauh. Baru-baru ini merasakan, ternyata jauh juga ya,” ujar Koko.
Kerasnya kehidupan di Bontang pun masih dirasakan Koko di awal-awal menginjakkan kaki di Bontang. Meski sudah mengontrak rumah, dirinya pun kerap tidur beralaskan koran. Namun, semangat untuk bertahan hidup muncul dalam diri Koko. Dia pun memutuskan membuka konter pulsa dan ponsel di rumah yang dikontrakkannya itu. “Saat itu sudah ada beberapa tempat penjualan ponsel, ya bukan yang pertama,” kata pria kelahiran Jember, 14 Desember 1982 silam ini.
Meski tidak menyebut modal awal membuka usahanya, namun perlahan-lahan usaha yang didirikannya mulai banyak dikunjungi masyarakat. Koko pun menyebut, ada campur tangan Tuhan dalam kemajuan usaha yang dibangunnya. “Ada karunia dan nikmat-Nya yang membuat Golden Cell tetap bertahan,” ucapnya.
Perasaan suka dan duka juga kerap dirasakan pria bernama lahir Yang Xiang Fa ini. Menjaga kepercayaan konsumen, lanjut Koko merupakan hal mutlak yang harus dilakukan olehnya dan para stafnya. Dia bercerita, saat ada konsumen yang ingin mengklaim garansi ponsel ke konternya, masih banyak yang belum paham kalau garansi berlaku jika kerusakan dari pabrik, bukan akibat kesalahan konsumen. “Ada yang kena air minta klaim garansi. Atau menarik paksa kabel charger dari ponselnya. Itu sebenarnya kan kerusakan dari konsumen, bukan dari pabrik,” tutur Koko.
Namun, hal tersebut kerap tidak diindahkan konsumen. Daripada cari keributan, pikirnya, Koko lebih baik mengalah dengan konsumen. “Mengalah kan bukan berarti kita kalah. Tapi untuk menjaga kepercayaan konsumen, agar mereka puas dengan pelayanan kami,” ujarnya.
Berkat pelayanannya yang prima, hingga kini Golden Cell masih tetap eksis di tengah banyaknya usaha-usaha konter ponsel serupa. Bahkan sejak kemunculan awalnya Golden Cell, beberapa saat kemudian juga bermunculan konter ponsel lain di Kota Taman. Banyaknya pesaing pun tidak dikhawatirkan oleh Koko. “Tidak ada masalah, namanya sama-sama cari rezeki,” katanya.
Selain itu, Koko akhirnya lebih banyak dikenal orang lain ketimbang dirinya sendiri. Dimana saja dia berada, beberapa orang yang mengenalnya akan lebih banyak menyapa Koko. “Bukannya cuek atau apa, tapi pelanggan kami kan banyak. Tidak mungkin menghafal satu persatu wajahnya. Jadi lebih banyak orang lain yang tahu saya,” ungkap bapak satu anak ini.
Sebagai seorang pengusaha, Koko pun risau terhadap kondisi keuangan daerah saat ini. Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap usaha konter ponsel yang hingga kini masih dijalaninya. “Turun (omsetnya, Red.), mas. Terpengaruh defisit anggaran di Bontang. Tidak hanya saya, semua juga kena dampaknya,” ujar Koko.
Menurutnya, Bontang saat ini membutuhkan investor agar perekonomian daerah semakin membaik. Kabar akan adanya investor minyak sawit yang akan membangun pabrik di Bontang, akan menggairahkan kembali sektor-sektor ekonomi yang lesu akibat efek defisit anggaran. “Sudah saatnya sama-sama bergandeng tangan, gaet investor masuk ke Bontang, agar perekonomian bisa kembali pulih,” ucap Koko.
Apalagi di Tahun Ayam Api menurut kalender perhitungan kalender imlek saat ini, menurut Koko pas dengan keadaan perekonomian saat ini. Sifat ayam, lanjutnya adalah bangun lebih pagi, kemudian mencari dan mematuk makanan tiap harinya. Meskipun porsinya minim, namun selalu ada setiap hari. “Sama seperti keadaan saat ini, prinsipnya bekerja lebih keras lagi, cari berbagai peluang, meskipun tiap hari adanya sedikit, paling tidak cukup untuk menyambung hidup,” jelas Koko. (bersambung)
Nama: Kurniawan Santoso (Yang Xiang Fa)
TTL: Jember, 14 Desember 1982
Alamat: Jalan Gunung Latuk No. 1 BSD
Nama Ortu: Yang Cik Lien – Tjoa Peng Tie
Istri: Lenny Polina (Fu Xiau Ling)
Anak: Rosemarry Audrey Santoso (Yang Cia Xin)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: