bontangpost.id – Kebutuhan keseluruhan biaya pembangunan infrastruktur jalan Ibu Kota Nusantara (IKN) diperkirakan mencapai Rp 39,223 triliun. Anggaran terbesar akan dialokasikan untuk pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 70,29 kilometer senilai Rp 27,49 triliun.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi mengatakan, ada empat pembiayaan yang telah disusun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pada 2021, sebesar Rp 32,22 miliar. Kemudian, pada 2022 sebesar Rp 1,403 triliun, lalu 2023 sebesar Rp 5,794 triliun. Selanjutnya, pada 2024 sebesar Rp 12,769 triliun, dan setelah 2024 senilai Rp 19,233 triliun.
“Total kebutuhan anggaran sampai 2024 adalah Rp 20 triliun,” katanya dalam diskusi daring belum lama ini. Adapun perincian kegiatan yang direncanakan adalah, pembangunan jalan kerja/logistik IKN sepanjang 17,03 kilometer dengan kebutuhan biaya Rp 372,52 miliar. Pada 2021, telah dialokasikan sebesar Rp 30,22 miliar. Sementara tahun ini, direncanakan sebesar Rp 174,38 miliar. Kemudian tahun depan, sebesar Rp 63,22 miliar. Serta pada 2024 sebesar Rp 104,69 miliar.
Kegiatan lainnya, preservasi jalan kerja/logistik IKN sepanjang 60,54 kilometer sebesar Rp 512,08 miliar. Kegiatan tersebut baru akan dialokasikan tahun ini sebesar Rp 377,82 miliar. Sementara pada 2023 sebesar Rp 134,26 miliar. Selanjutnya, pembangunan jalan utama distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) sepanjang 8 kilometer senilai Rp 10,858 triliun. Pada 2021 sudah dialokasikan sebesar Rp 2 miliar, dan tahun ini dialokasikan sebesar Rp 101,75 miliar.
Anggaran jumbo baru akan dialokasikan pada 2023 dan 2024 masing-masing sebesar Rp 2,171 triliun dan Rp 3,226 triliun. Terakhir, pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 70,29 kilometer senilai Rp 27,49 triliun yang baru akan dianggarkan pada tahun ini sebesar Rp 749,46 miliar. Lalu pada 2023 sebesar Rp 3,425 triliun, dan tahun 2024 sebesar Rp 9,438 triliun.
Pembiayaan selanjutnya dilaksanakan setelah 2024, dengan alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp 13,877 triliun. Junaidi mengatakan, pembangunan nanti menggunakan skema pentahapan jaringan jalan dan multi-utility tunnel (MUT). “Jadi, nanti di kawasan IKN tidak ada lagi kabel-kabel yang melintas di udara. Jadi, semuanya di dalam tanah,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, jalan lingkar Sepaku didesain untuk lapisan permukaan agregat tanpa penutup aspal. Lalu jalan simpang IHM menuju dermaga PT IHM yang lebar saat ini sekitar 12 meter, akan dibangun juga dengan agregat tanpa perkerasan sepanjang 8,72 kilometer.
“Selanjutnya, pada 2022 hingga 2025 akan dibangun jalan utama KIPP. Dengan jalan arteri sekunder KIPP setelah tahun 2024. Sementara jalan lingkar Sepaku final (ROW 44) akan dibangun pada 2024 dan 2024, MUT tipe 4,3×1 meter, dan jalan sumbu sisi barat pada 2022-2023 dan jalan sumbu sisi timur 2023-2024,” ungkapnya. Dia menerangkan, pembangunan jalan bebas hambatan yang ditargetkan berjalan hingga 2024, merupakan tipe jalan tol outer ring road, yang terintegrasi dengan tol antara outer ring road dan inner ring road. “Kita mulai dari pertengahan 2022. Insyaallah bulan Juni sudah kita mulai. Dan untuk tunnel, insyaallah akan terkoneksi dengan kereta api juga,” pungkas dia. (riz/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post