Mulai ditariknya retribusi parkir di RSUD Taman Husada sejak Senin (12/2) lalu menuai pro kontra di masyarakat, terutama bagi mereka yang sering berkunjung ke rumah sakit plat merah tersebut. Ada yang mendukung kebijakan tersebut, namun tak sedikit pula yang menolak.
Hayati, warga Berebas Tengah berpendapat, jika memang hal tersebut untuk keamanan dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Bontang, dirinya pun tak mempermasalahkan. Apalagi dengan adanya kejadian sebelum-sebelumnya seperti pencurian motor (curanmor) dan kehilangan helm, hal ini sangat penting untuk ditingkatkan keamanannya.
“Kalau saya sarankan, adanya pungutan tarif parkir harus sejalan juga dengan kerapian parkir. Sehingga masyarakat lebih nyaman jika keluar masuk RSUD. Kalau perlu di tempat parkir dipasang kanopi juga, jadi motor-motor tidak kepanasan,” ujarnya kepada Bontang Post, (14/2).
Berbeda halnya dengan Dwi, Warga Tanjung Laut Indah itu menilai kebijakan tersebut sangat memberatkan masyarakat. Kata dia, seharusnya pemerintah tidak sampai hati jika harus memungut biaya
“Rata-rata yang ke RSUD itu kebanyakan orang tidak mampu. Kok malah dimintai uang parkir segala. Di rumah sakit lain tidak ada loh yang seperti RSUD ini,” kesalnya.
Sebagai informasi, sejak Senin (12/2) lalu, Perusahaan Daerah Aneka Usaha dan Jasa (Perusda AUJ) Bontang mulai memberlakukan tarif parkir di rumah sakit plat merah tersebut. Bagi pengendara sepeda motor (roda dua) tarifnya Rp 2000. Sedangkan untuk mobil (roda empat) Rp 3000. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: