SANGATTA – Terduga pembunuh Vicky (19) warga Desa Senyiur, Muara Ancalong akhirnya tertangkap, Rabu (14/6) kemarin. Tak hanya satu, Satreskrim Polres Kutim sudah mengamankan lima orang yang diduga tega menikam korban hingga puluhan kali.
Kapolres Kutim AKBP Rino Eko didampingi Kasatreskrim AKP Andhika Darma Sena mengatakan, mereka ditangkap di beberapa lokasi berbeda. Namun masih di kawasan Muara Ancalong.
“Ada lebih dari satu. Saat ini mereka masih di perjalanan (menuju Polres Kutim), sejauh ini ada lima orang yang diamankan,” katanya.
Kendati demikian, dia mengaku belum bisa memberikan data kelima orang tersebut. Sebab pihaknya masih melakukan pendalaman.
“Kami pastikan dulu, karena masih dalam perjalanan. Nanti pasti kami berikan,” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kelima orang yang ditangkap tersebut adalah rekan korban. Namun belum diketahui peran masing-masing dalam proses pembunuhan.
“Semuanya masih teman nongkrong. Memang ada satu orang yang terlibat masalah dengan korban, makanya kami mau pastikan peran masing-masing, apakah yang lain ikut-ikutan atau tidak,” sambungnya.
Sejauh ini motif yang mencuat adalah persoalan utang. Kemudian ditambah dengan beberapa kali terjadi perselisihan.
“Soal utang juga ada, soal masalah pribadi hingga berselisih paham juga ada. Masih kami dalami,” tandasnya.
Diwartakan sebelumnya, Warga di Desa Senyiur, Muara Ancalong, Sangatta digegerkan penemuan mayat Vicky di kawasan perkebunan, Kilometer 5 Muara Ancalong. Ditemukan kurang lebih 20 bekas tusukan di dada pemuda itu.
Dari penuturan pihak keluarga, sebelum Vicky ditemukan tewas, ada empat rekannya yang datang menagih utang bahkan memberikan ancaman. Salah satu rekan korban itu berinisial Yn. Saat mayat pemuda yang bekerja sebagai sopir CPO itu ditemukan Minggu (11/6) lalu, Yn beserta rekan-rekannya memang langsung menghilang.
“Mereka (rekan korban) datang pada Sabtu (10/6) malam, salah satunya berinisial Yn. Mereka menagih utang Vicky sebesar Rp 900 ribu,” kata Fadli, paman korban, Selasa (13/6) lalu.
Saat itu Vicky tidak di rumah. Orangtua Vicky lantas mencoba mencari tahu utang apa yang dimiliki anaknya. Sayangnya penagih tidak memberikan penjelasan.
“Ayah Vicky sudah bilang kalau utang anaknya itu tanggungjawab mereka dan pasti dilunasi. Tapi sebelum dibayar, mau dikonfirmasi dulu ke anaknya itu utang apa,” kisahnya.
Bukannya menerima, para penagih justru tak menerima. Salah satu dari mereka justru mengeluarkan ancaman.
“Kalau tidak dibayar, jangan salahkan kami kalau ada apa-apa dengan anak bapak. Yang bernama Yn bilang begitu ke orangtua Vicky,” ungkapnya.
Sejak malam itu, Vicky sudah tidak pernah pulang ke rumah. Bahkan pada Minggu dini hari, Vicky tidak pulang ke rumah untuk sahur bersama keluarga. Keluarga baru dikagetkan setelah mendapat kabar jasad Vicky ditemukan. (hd)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post