SAMARINDA – Senin (30/4) pagi yang cerah. Apel pagi di Gubernuran tak seperti biasanya. Bukan hanya pegawai, anggota Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat, Taruna Tanggap Bencana (Tagana), anak-anak panti asuhan dan anggota lembaga-lembaga sosial hingga tenaga kesejahteraan sosial kecamatan ikut bergabung menjadi peserta apel.
Dengan wajah sumringah, Gubernur Awang Faroek Ishak memimpin apel. Rupanya, orang nomor satu di Kaltim itu sedang ingin memberikan semangat kepada para kader pegiat sosial dalam apel bertajuk “Gelar Sosial Pengentasan Kemiskinan”. “Saya bangga dengan kalian. Bangga karena Kaltim masih memiliki kader-kader penggerak sosial seperti kalian. Lanjutkan kerja sosial ini dengan ketulusan dan keikhlasan. Saya yakin, kalian akan menemukan berjuta kebahagiaan dari sana,” kata Awang Faroek memberi motivasi.
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kaltim tahun ini sebanyak 120.523 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sedangkan nominalnya berjumlah Rp 296,2 miliar. Bantuan terdiri dari bantuan Kementerian Sosial untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 69.839 KPM sebesar Rp 131,9 miliar dan Program Beras Sejahtera (Rastra) sebanyak 120.253 KPM dengan nilai Rp 159 miliar lebih. Ditambah Bantuan Sosial Dekonsentrasi Dinas Sosial Kaltim senilai Rp 5,1 miliar. Selain itu juga ada bantuan Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fakir Miskin.
Perhatian serius juga diberikan pemprov dengan menyediakan lima panti asuhan untuk menyantuni para penyandang masalah kesejahteraan keluarga. Selain itu juga ada bantuan untuk para usia lanjut (lansia) terlantar dan anak/balita terlantar. “Secara umum saya melihat program bantuan sosial kita tepat sasaran. Melalui program pembangunan yang tepat, ke depan, saya ingin rakyat Kaltim semuanya sejahtera,” ucap Faroek.
Sedangkan untuk KPM non sejahtera mendapat bantuan berupa beras sejahtera 10 kg/bulan yang disalurkan melalui Bulog. Total penerima KPM Rastra 120.523 keluarga dengan nilai Rp 159 miliar lebih. Meski secara umum penyaluran bantuan sosial berjalan baik. Namun ke depan Faroek berharap jumlah penerima bantuan akan terus bisa dikurangi. Itu menjadi tanda bahwa program pembangunan telah menemukan tujuan yang benar untuk mensejahterakan rakyatnya.
Saat ini, angka kemiskinan Kaltim tercatat 6,1 persen. Lebih baik dari rata-rata angka kemiskinan nasional yang sebesar 10 persen. “Insyaallah di akhir kepemimpinan saya, kemiskinan akan turun hingga 5 persen, sesuai target awal saya memimpin Kaltim,” yakin Faroek.
Keyakinannya sangat tinggi, karena sepanjang hampir 10 tahun kepemimpinannya, Faroek telah menyiapkan pondasi ekonomi Kaltim masa panjang bertema transformasi menuju kekuatan ekonomi berbasis sumber daya alam terbarukan, dengan pengembangan berbagai kawasan industri. (*/sul/drh/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post