SAMARINDA – Para calon anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Samarinda mengikuti tes tertulis dan wawancara, Selasa (7/11) kemarin dan Rabu (8/11) hari ini. Bertempat di GOR Segiri, sebanyak 453 orang calon anggota PPS mengikuti tes tertulis dengan materi wawasan kepemiluan yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda.
“Khususnya terkait kegiatan di TPS (tempat pemungutan suara). Ada juga wawasan yang lebih umum tentang kepemiluan. Tapi yang jelas lebih banyak ke aplikasi teknis kegiatan di TPS,” terang Tri Wahyuni, Komisioner KPU Samarinda divisi hukum.
Dia menerangkan, jumlah 453 orang tersebut berasal dari 59 kelurahan yang ada di Kota Tepian. Sesuai peraturan KPU (PKPU), nama-nama calon anggota PPS diusulkan dari pihak kelurahan ke kecamatan. Dari kecamatan diberikan kepada KPU. Namun ternyata jumlah calon yang diusulkan berbeda di setiap kelurahan.
“Jadi masing-masing kelurahan itu memang tidak sama (calon yang diusulkan). Ada yang mengusulkan sampai sebelas, sepuluh, dan paling sedikit enam nama. Tapi realisasinya kurang dari itu. Misalnya dari enam yang diusulkan, yang datang untuk tes cuma empat orang,” bebernya.
Perempuan yang karib disapa Yuni ini mengakui, peminat anggota PPS terbilang minim. Meski batas minimal yang diusulkan kelurahan sebanyak enam orang calon, dalam praktiknya ada beberapa kelurahan yang sangat sulit mendapatkan personel. Kelurahan Lok Bahu misalnya, sekalipun mengusulkan enam nama, namun yang datang mengikuti tes hanya empat orang.
“Peminatnya minim. Entah apa sebenarnya yang membuat minat masyarakat sedikit untuk bergabung menjadi tenaga ad hoc,” ujar Yuni.
Salah satu kemungkinannya yaitu honor yang dianggap lebih kecil bila dibandingkan saat pemilihan wali kota (Pilwali) Samarinda. Meskipun KPU Samarinda belum mengungkap besaran honor yang bakal didapatkan anggota PPS, kemungkinan besar masyarakat sudah mengetahuinya. Kata Yuni, dibandingkan pilwali sebelumnya, honor untuk anggota PPS memang lebih kecil.
“Tidak tahu apa alasan sebenarnya kenapa sepi peminat. Tapi memang untuk PPS ini dari dulu agak sulit dalam hal perekrutan. Beda dengan seleksi PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) yang membludak pesertanya,” ungkap perempuan yang pernah menggeluti profesi jurnalis ini.
Meski ada beberapa kelurahan yang minim calon, terdapat juga kelurahan yang mengirimkan calon dalam jumlah banyak. Di antaranya yaitu Kelurahan Makroman dan Kelurahan Sindang Sari yang memiliki calon di atas sepuluh orang.
Yuni menerangkan, setelah tes tertulis, para calon bakal mengikuti tes wawancara yang direncanakan digelar hari ini hingga Kamis (9/11) besok. Dari seleksi ini akan ditentukan tiga anggota PPS terpilih untuk masing-masing kelurahan. Dengan jumlah 59 kelurahan, maka nantinya akan ada 177 anggota PPS terpilih.
“Pelantikan PPS terpilih direncanakan tanggal 11 November. Insyaallah hasil seleksi PPS ini diumumkan tanggal 9 November,” tambah Yuni.
Lebih lanjut dia memaparkan, terdapat perbedaan tugas PPS dalam pemilihan gubernur (pilgub) mendatang dengan tugas PPS saat pilwali lalu. Bila dalam pilwali rekapitulasi dilaksanakan di tingkat PPS, maka kini hal tersebut dilakukan di tingkat PPK. Sehingga nantinya tugas PPS akan lebih fokus pada pendataan data pemilih.
“Tapi tentu ada tugas-tugas umum lainnya. Cuma sekarang ini lebih terkonsentrasi ke pendataan data pemilih. Karena rekapitulasi di tingkat PPK,” pungkasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: