SANGATTA – Sulitnya akses komunikasi di beberapa kecamatan menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Berbagai upaya pun dilakukan agar daerah pedalaman bisa bebas dari blank spot. Salah satunya dengan mengusulkan pembangunan tower telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Kepala Diskominfo Kutim Moch Erlyan Noor mengatakan, Kemen Kominfo melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi (BP3TI) akhirnya memastikan akan membangun 18 tower di Kutim tahun depan. Pembangunnya difokuskan untuk desa-desa pedalaman yang masih blank spot.
“Usulan ini kami sampaikan awal tahun. Dan akhirnya disetujui untuk direalisasikan tahun depan,” ucap Erlyan.
Meskipun begitu sudah disetujui, lanjut dia, pihaknya tetap mengajukan usulan tambahan pembangunan 50 tower telekomunikasi. Sebab, usulan ini sesuai saran dari BP3TI yang meninandaklanjuti hasil koordinasi Diskominfo dengan sejumlah kecamatan dan desa se Kutim yang memang masih sulit terakses jaringan komunikasi.
“BP3I berjanji akan mencoba kembali mengakomodir usulan tambahan itu,” ujarnya.
Sementara terkait pembangunan 18 tower telekomunikasi di 2018, kata Erlyan, pihak BP3TI meminta agar Pemkab Kutim yang menyiapkan lahannya. Dan permintaan tersebut pun telah disanggupi. Sehingga, kini tinggal berkoordinasi dengan kecamatan dan desa untuk penetapan lokasi yang dibebaskan.
“Beberapa desa yang belum terjangkau jaringan komunikasi seperti desa-desa di Kecamatan Sandaran, Karangan, dan Sangkulirang,” sebut Erlyan.
Dirinya pun berharap jaringan komunikasi yang dibangun pemerintah pusat ini sudah berbasis 4G. Sehingga bisa memudahkan masyarakat pedesaan dalam mengakses internet.
“Tiga tower yang dibangun pusat tahun 2016 lalu, jaringannya masih berbasis 2G. Sehingga belum bisa maksimal untuk mengaksed internet,” tutupnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: