JAKARTA – Orang Utan Sumatera berumur 30 tahun bernama Hope ditemukan sekarat di perkebunan warga di desa Bunga Tanjung Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam 10 Maret lalu, saat ini Hope tengah menjalani perawatan intensif.
Dalam laporan BKSDA yang dirilis kemarin (13/3) Hope ditemukan bermula dari laporan salah seorang warga bernama Sanita, petugas BKSDA Aceh langsung terjun ke lokasi pada 9 Maret lalu. Di lokasi ditemukan 1 ekor orangutan di pohon nangka serta sarang dan bekas makanan seperti pelepah daun sawit dan daun kelapa.
Kondisi Hope ditemukan seperti sehabis dianiaya berat. Beberapa tulang retak dan keluar dari kulit, sela-sela jari teriris benda tajam, kemudian dari foto rontgen, ditemukan 74 butir proyektil peluruh senapan angin yang bersarang di sekujur tubuh mulai dari lengan, bahu, perut hingga kaki. Mata kanan Hope ditemukan sudah rusak berhari-hari. Diduga kuat juga diterjang senapan angin. Mata kiri ditemukan mengalami pendarahan.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo menuturkan, Hope terperangkap di kebun sawit milik seorang warga. Menurut keterangan warga setempat, Hope dilaporkan dalam kondisi kurang sehat bahkan dari pengakuan anak-anak sekitar areal kejadian bahwa orangutan tersebut sudah terkena alat dodos (pisau pahat besar) kelapa sawit. Bahkan anak orangutan tersebut sempat dirampas dari induknya oleh beberapa orang.
Hari berikutnya, tim BKSDA melakukan evakuasi dua individu orangutan. Yakni Hope dan anaknya Dua orangutan tersebut dibius dan dibawa ke Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara, yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP), untuk dilakukan perawatan intensif.
“Namun dalam perjalanan anak orangutan mati. diduga karena malnutrisi,” tutur Aji.
Hope ditemukan dalam kondisi terluka parah karena benda tajam pada tangan kanan, kaki kanan serta punggung. Selain itu didapati juga kedua mata Hope terluka parah karena tembakan senapan angin. ”Sedangkan saat evakuasi, bayi Hope yang berumur 1 bulan, dalam kondisi kekurangan nutrisi parah dan shock berat,” kata Aji.
Bayi Hope kemudian dikuburkan di Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit Sumatera Utara. Sementara induknya diberi nama Hope yang berarti “HARAPAN” “Harapannya, Hope bisa pulih dan bisa mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik,” kata Aji.
“Kondisi OU Hope masih belum stabil sehingga masih akan berada di kandang treatment untuk mendapatkan perawatan intensif 24 jam,” kata Aji.
Aji mengungkapkan, kejadian di Subulussalam ini merupakan kejadian keempat penggunaan senapan angin untuk menyerang orangutan di wilayah Aceh selama kurun waktu antara tahun 2010 – 2014. “Kejadian pertama di Aceh Tenggara, kedua di Aceh Selatan, ketiga di Aceh Timur dan terakhir di Subulussalam ini,” kata Aji.
Aji mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) LHK, melalui Balai Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera, untuk mengusut tuntas kasus kematian bayi orangutan sumatera dan penganiayaan induknya, di Subulussalamini.
Balai Gakkum Wilayah Sumatera didukung BKSDA Aceh kata Aji akan mengawal kasus ini hingga tuntas. BKSDA juga akan berkoordinasi dengan Kapolda Aceh agar dapat dilakukan penertiban peredaran senapan angin illegal
”Karena dalam Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2012, penggunaan senapan angin hanya untuk olah raga dan harus diliput dengan ijin,” tutur Aji.(tau/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post