bontangpost.id – Rencana pemberian paket bantuan perlengkapan sekolah akan kembali dimulai tahun depan. Bentuknya berupa seragam, tas, sepatu, dan buku tulis. Berbeda tahun ini Pemkot akan mencoba memberdayakan pengusaha penjahit lokal dalam pengadaan seragam sekolah. Sesuai dengan visi-misi pemerintahan Basri Rase-Najirah.
Menanggapi itu, Ketua DPRD Andi Faizal Sofyan Hasdam mengatakan pada hakekatnya legislator menyetujui program ini. Lantaran langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. “Selalu DPRD dorong tinggal dari pemerintah lagi,” kata Andi Faiz.
Sejauh ini, nomenklatur bantuan ini belum diketahui. Pasalnya pembahasan anggaran baru mencermati kebijakan umum APBD prioritas dan plafon anggaran sementara (KUA-PPAS). Nantinya pengesahan APBD 2022 akan diketok pada November 2021. Sementara pengadaan perlengkapan sekolah biasanya dimulai pada Maret atau April.
Sehubungan dengan regulasi pemberdayaan penjahit lokal, perlu penegasan dari wali kota kepada OPD terkait. Bahwa jika kebijakan itu tidak bisa diterapkan, maka harus segera ada revisi pernyataan kepala daerah saat kampanye. Karena akan menyakiti hati warga dan pernyataan itu dianggap pembohongan publik.
“Kalau tidak bisa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) harus klarifikasi. Supaya tidak dianggap multi tafsir tehadap visi-misi pemerintahan terpilih,” ucapnya.
Politikus Partai Golkar ini berharap formula ini bisa diterapkan dan pengadaannya bisa dieksekusi dengan baik. Tak hanya itu, Andi Faiz juga meminta OPD terkait untuk segera melakukan pendataan terhadap penjahit lokal. Tujuannya agar tidak ada yang tercecer saat mekanisme pengadaan itu berjalan.
“Setahu saya soal Perpres pengadaan barang dan jasa itu segala sesuatu yang nominalnya di atas Rp 200 juta harus dilelangkan. Disdikbud harus monitor berapa penjahit di Bontang supaya segala sesuatunya terpercaya,” tutur dia.
Diberitakan sebelumnya, Disdikbud mengusulkan bantuan perlengkapan sekolah tertuang dalam APBD 2022. Meski demikian, nominal dari pengadaan barang tersebut belum bisa dibocorkan. Kepala Disdikbud Akhmad Soeharto mengatakan ini merupakan upaya Pemkot Bontang agar pelajar dapat mendapatkan kebutuhan yang diperlukan ketika menempuh pendidikan.
“Kami upayakan ada tahun depan,” kata pejabat yang akrab disapa Harto ini.
Kini Disdikbud masih mencari formula regulasi sehubungan dengan pemberdayaan penjahit lokal untuk pemenuhan bantuan seragam sekolah ini. Sesuai dengan program wali kota dan wakil wali kota terpilih. “Kami kuatkan regulasi dulu. Takut salah,” ucapnya.
Sementara sepatu dan tas karena belum ada yang mampu untuk mengerjakan di Bontang, maka akan memakai skema tender. Sehingga produsen pembuatan tas dan sepatu dari luar Bontang bisa mengikuti proses lelang tersebut. Jika warga Kota Taman bisa membuat sepatu dan tas otomatis pemkot juga akan memprioritaskan produsen lokal.
“Kalau tas dan sepatu sepertinya dilelang,” tutur dia.
Diketahui pada dua tahun lalu pengadaan seragam sekolah dikucurkan anggaran sebesar Rp 6,2 miliar, tas Rp 5,3 miliar, sepatu Rp 6,7 miliar, dan buku tulis Rp 2,2 miliar. Nominal ini meningkat dibandingkan 2017 lalu. Seluruh perlengkapan sekolah diberikan kepada pelajar jenjang SD hingga SMA atau sederajat. Baik sekolah negeri maupun swasta. Diketahui, penerima bantuan berjumlah 38.500 pelajar di Bontang. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post