JAKARTA – Penyelenggaraan ujian nasional (unas) perbaikan ternyata hanya bertahan setahun. Setelah diluncurkan awal 2016 lalu, ujian perbaikan ini secara resmi ditiadakan. Meskipun secara resmi dihapus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap menyiapkan kesempatan siswa memperbaiki nilai unas.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, peserta Unas 2017 yang nilainya di bawah standar tetap berkesempatan mengikuti perbaikan. Nilai standar lulusan unas dipatok 55 poin. ’’Bedanya mulai tahun ini tidak ada ujian khusus untuk perbaikan seperti tahun lalu,’’ tuturnya di Jakarta kemarin.
Guru besar UGM Jogjakarta itu mengatakan, peserta Unas 2017 yang mendapatkan nilai jelek, bisa memperbaiki pada saat unas susulan 2018 nanti. Jadi masih ada rentang waktu selama satu tahun untuk proses perbaikan nilai. Salah satu pertimbangan Kemendikbud adalah efisiensi penyelenggaraan ujian.
Sebab pada 2016 lalu Kemendikbud menggelar tiga kali unas. Pertama adalah unas perbaikan untuk peserta ujian 2015 yang diselenggarakan Februari. Kedua adalah unas 2016 utama dilaksanakan di April. Dan yang ketiga adalah unas perbaikan untuk peserta ujian 2016 dilaksanakan di Agustus.
Pertimbangan lainnya adalah hasil evaluasi penyelenggaraan unas perbaikan 2016. Nizam menjelaskan pada saat pendaftaran unas perbaikan 2016 ditutup, yang mendaftar mencapai 160 ribu orang. ’’Tetapi saat ujian dilaksanakan, yang ikut hanya sekitar 10 persennya saja,’’ katanya.
Nizam mengingatkan para siswa peserta unas 2017 fokus menuntaskan mata pelajaran dan belajar dengan efektif. Sehingga bisa melampau nilai kompetensi minimal 55 poin. Sesuai prosedur operasional standar (POS), rentang nilai Unas 2017 adalah 0 poin sampai 100 poin.
Sementara itu Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dadang Sudiyarto menjelaskan proses percetakan naskah unas sudah dimulai. Kemendikbud sudah menetapkan pemenang tender percetakan dan penggandaan naskah untuk lima region.
Dia mengatakan pada 6 Februari lalu seluruh perusahaan pemenang tender telah mendapatkan master soal ujian. ’’Setelah itu bisa langsung mulai proses percetakan naskah ujian,’’ katanya. Dadang menjelaskan proses pengiriman naskah Unas 2017 ditargetkan mulai berjalan pada 24 Februari. Percetakan yang melayani daerah-daerah dengan akses pengiriman yang sulit, diminta untuk memperhatikan waktu pengiriman.
Meskipun jumlah pelaksana ujian nasional berbasis komputer (UNBK) diperbanyak, pemerintah tetap menaruh perhatian pada ujian berbasis kertas. Percetakan dihimbau untuk tetap menjamin kerahasiaan selama proses pencetakan naskah ujian. (wan)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: