Tidak hanya sandang dan pangan, pemerintah pusat juga mengharapkan setiap kabupaten/kota yang menerima pengungsi bencana gempa dan tsunami dari Sulawesi Tengah (Sulteng) dapat turut dibantu dalam hal pendidikan. Pasalnya, di antara pengungsi tersebut juga banyak terdapat anak-anak yang terpaksa harus putus sekolah karena jauh dari kampung halaman.
DEVI NILA SARI, Samarinda
WALI Kota Samarinda Syaharie Jaang sejak jauh-jauh hari, tepatnya saat para pengungsi mulai berdatangan pada Rabu (8/10) lalu, mengaku siap menampung dan mengurus pendidikan para anak korban bencana Sulteng.
Hanya saja data mengenai jumlah anak-anak yang akan disekolahkan tersebut terkesan susah didapat. Dinas Sosial (Dinsos) Samarinda sebagai lembaga kemasyarakatan yang diberi amanat mengenai hal tersebut belum dapat dikonfirmasi.
Dari data yang dihimpun media ini, tercatat jumlah siswa SD mutasi dari Palu dan Donggala berjumlah 25 orang. Sedangkan, siswa SMP berjumlah 12 orang. Sehingga, untuk saat ini total anak yang sekolah di Kota Tepian ada 37 orang.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda, Akhmad Hidayat mengaku, bahwa para anak pengungsi tersebut sudah didata bahkan sudah mulai bersekolah. “Mereka sudah mulai sekolah, bahkan kami juga membantu dalam hal seragam dan keperluan sekolah lainnya,” ujarnya, Selasa (16/10) kemarin.
Sementara itu, Camat Palaran, Suwarso mengatakan, bahwa anak-anak pengungsi yang akan sekolah di Samarinda itu bahkan sudah mulai belajar dari minggu lalu. “Sekira Kamis atau Jumat lalu mereka sudah mulai sekolah. Administrasinya sudah kami urus,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk kasus anak-anak pengungsi yang disekolahkan ini memang diperlakukan khusus. Tidak hanya dalam hal pendidikan namun juga pengobatannya. Karena musibah merupakan bencana nasional dan semua pihak memang diminta untuk turut membantu.
“Tapi sampai saat ini masih ada anak-anak yang memang belum melanjutkan pendidikan. Misalnya saja yang di perguruan tinggi masih ada sekira sembilan orang. Sampai saat ini mereka masih memilah jurusan yang cocok dengan program studi yang ditempuh sebelumnya. Kendalanya di situ,” tutur dia.
Sebelumnya, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda menegaskan, bahwa sesuai dengan perintah Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, pihak pemkot akan membantu semua keperluan anak-anak para pengungsi yang ingin melanjutkan pendidikannya di Kota Tepian.
“Kita bantu semua. Nanti kita data dulu siapa-siapa saja dan berapa jumlahnya,” ujarnya.
Hanya saja, perlakuan khusus ini tidak berlaku dalam hal pencarian pekerjaan. Dalam hal itu, semua pihak diperlakukan sama. “Kalau mau bekerja di sini, tidak apa-apa. Hanya saja tidak ada pengistimewaan. Kalau mau bekerja di sini statusnya sama dengan pencari kerja yang lain,” pungkasnya. (*/dev)
==DATA MUTASI SISWA DARI KORBAN DAMPAK GEMPA
PALU DAN DONGGALA==
=DATA SISWA SMP KORBAN BENCANA SULTENG=
NAMA SEKOLAH JUMLAH
SMPN 4 2 orang
SMPN 9 1 orang
SMPN 10 1 orang
SMPN 14 4 orang
SMPN 15 1 orang
SMPN 47 1 orang
SMP Katolik 1 orang
SMPN Muhammadiyah 6 1 orang
Total 12 orang
=DATA SISWA SD KORBAN GEMPA=
NAMA SEKOLAH JUMLAH
SDIT Assalam 1 orang
SDN 004 Palaran 1 orang
SDN 003 Palaran 2 orang
SDN 009 Loa Janan Ilir 2 orang
SDN 001 Sambutan 1 orang
SDN 001 Samarinda Ulu 1 orang
SDN 009 Samarinda Ulu 2 orang
SDIT Cordova 2 orang
SDN 016 Samarinda Ulu 2 orang
SDN 001 Sungai Pinang 2 orang
SDN 007 Sungai Pinang 2 orang
SDN 002 Samarinda Utara 2 orang
SDN 012 Samarinda Utara 3 orang
SDN 018 Samarinda Utara 2 orang
TOTAL 25 orang
Sumber Data: Dihimpun Metro Samarinda
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post