BONTANG – Hati Rusman, warga Jalan Tennis, Kelurahan Apiapi, berdegup kencang. Pasalnya, kejadian tidak mengenakkan menimpa buah hatinya dua hari lalu. Saat jagoannya yang berumur 1,5 tahun bermain dengan saudaranya, tiba-tiba dihampiri perempuan misterius.
Menurut Rusman, perempuan itu datang dari arah Jalan Imam Bonjol sekira pukul 17.00 Wita kemarin. Dia menumpang ke salah seorang yang berprofesi karyawan perusahaan TV kabel. Seketika di depan hunian Rusman, dia langsung melemparkan helm di dekat titik bermain anaknya.
“Waktu itu, saya di depan rumah sendiri. Sembari melihat dua anak saya bermain yakni ARY (3 tahun), MRH (1,5 tahun) bersama sepupunya,” kata Rusman.
Setelah helm terjatuh, pengendara yang ternyata perempuan tersebut mendadak mengerem kendaraannya. Spontan, perempuan yang beridentitas SR ini melompat. Tujuannya satu, yakni mendekati MRH. Kondisi ini membuat Rusman bergerak menuju sekira 3 meter untuk memberi respons.
“Saat itu, saya posisinya membelakangi. Begitu dengar ada suara helm jatuh langsung balik badan. Ketika perempuan itu loncat, saya pikir mau ambil helm. Tetapi justru tangan anak saya ditarik. Loncatlah saya ke tengah jalan,” ucapnya.
Seketika warga berteriak untuk mendekati lokasi kejadian. Rusman pun langsung menahan sopir. Sementara SR dicegat oleh saudara ipar Rusman. “Langsung penuh orang di jalan itu. Sekira 30 orang ada,” terang dia.
Sekitar 15 menit setelah kejadian, aparat kepolisian tiba di lokasi setelah ketua RT menghubungi pihak berwajib seiring adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Rusman pun mengaku sempat memukul salah satu bagian tubuh SR, agar dia dapat mengambil buah hatinya yang ditarik saat itu.
“Saat sudah lepas, anak langsung saya berikan ke tantenya,” sebut Rusman.
Ketika ditanya awak media terkait penuturan SR saat kejadian, Rusman pun menjawab setiap kata yang keluar tidak jelas. “Sempat dia (SR) mengaku putri Kalimantan, kalau ada yang macam-macam bisa bahaya,” paparnya.
SR langsung dibawa ke Mapolres Bontang untuk dimintai keterangan. Berdasarkan pengakuannya, SR hendak mengusir roh jahat di tubuh anak tersebut.
Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena melalui Kasat Reskrim AKP Makhfud Hidayat mengatakan saat proses dimintai keterangan, SR sempat hendak melarikan diri. Dia berusaha lompat dari jendela ruang pemeriksaan.
Tak hanya itu, aksi nekat juga dilakukannya. Sebab, SR mencoba membuka baju atau telanjang. Namun, langkah itu langsung dicegah oleh polwan.
“Intinya orangtua ketakutan saat anaknya dipegang oleh perempuan itu. Lalu mereka menghubungi kepolisian karena ada dugaan rencana penculikan anak,” katanya.
Menurut AKP Makhfud Hidayat, sulit untuk membuktikan aksi ini masuk kategori penculikan anak. Sebab, anak tidak sampai dibawa lari. “Karena hanya dipegang, belum ada aksi kejar-mengejar antara orangtua dan perempuan tersebut,” tutur dia.
Sementara itu, setelah kejadian kurang mengenakkan dua hari lalu, kondisi MRH kurang baik. MRH mengalami demam. Walhasil, orangtuanya membawa ke petugas medis untuk diperiksa. “Anak saya demam sejak setelah kejadian itu. Ini habis dari puskesmas,” kata Rusman (ayah MRH) seusai dihubungi awak media Kaltim Post.
Ia menyebut, sebelum kejadian, kondisi MRH sangat bugar. Namun, kini dia menjadi rewel. Sering menangis dan meminta air susu ibu (ASI). Tak hanya itu, psikologis MRH terganggu. Biasanya dia bermain di luar rumah saat sore. Akan tetapi, dia menjadi mendadak enggan beranjak dari huniannya. “Ini mainan tapi hanya di dalam rumah,” ucapnya.
POSITIF NARKOBA
PENGUNGKAPAN identitas SR pun terkuak. Bahwa sebelum kejadian tersebut, SR mengaku telah menggunakan sabu-sabu. Tepatnya di salah satu toilet wisma karaoke Pantai Harapan, Berbas Pantai. Hasil diketahui saat aparat kepolisian melakukan tes urine kepada SR.
“Hasilnya positif ada kandungan metamfetamin,” kata Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena melalui Kasat Reskoba AKP I Gusti Ngurah Suarka.
Saat dimintai keterangan setelah dilimpahkan kasusnya dari Satreskrim, SR masih dalam pengaruh barang haram tersebut. Bahkan, ia sempat hendak telanjang di hadapan petugas. Akan tetapi, tindakannya berhasil dicegah.
Perwira berpangkat tiga balok itu menjelaskan, saat menggunakan sabu-sabu, SR dilihat oleh anaknya yang berusia sekira 3 tahun. Dia mengaku membeli sabu menggunakan pendapatannya sebagai pramuria.
AKP I Gusti Ngurah Suarka mengatakan, SR telah menggunakan sabu sejak tiga bulan ini. Barang tersebut didapatkan dari salah satu pengedar yang identitasnya telah dikantongi Satreskoba Polres Bontang. Jumlahnya satu poket. Hasil penggeledahan, petugas tidak menemukan barang bukti. “Kami akan tetap kembangkan kasus ini,” sebut dia.
Kini SR menjalani asesmen di IPWL RSUD Bontang. Tujuannya mengetahui kapan SR menggunakan narkotika. Karena hanya pengguna, nantinya SR diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan rehabilitasi. (*/ak/kri/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post