PT Pertamina (Persero) akan menawarkan proyek kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur kepada investor Arab Saudi. Tawaran ini akan disampaikan saat kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud ke Indonesia, pertengahan pekan depan.
Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman mengatakan, dalam pertemuan bilateral itu, pihaknya akan berbicara peluang investasi seperti pembangunan kilang dan infrastruktur migas. “Kalau investasi kilang ya di Bontang itu,” kata dia di kementerian ESDM Jakarta, Kamis (23/2) seperti dikutip dari Kata Data.
Saat ini Pertamina dan Arab Saudi memang sudah menjalin beberapa kerja sama pembangunan kilang minyak. Salah satunya di Cilacap, Jawa Tengah. Proyek peningkatan kapasitas dan kompleksitas (Refinery Development Master Plan/RDMP) kilang tersebut bernilai USD 6 miliar.
Selain Kilang Cilacap, sebenarnya Pertamina dengan Aramco, salah satu investor asal Arab Saudi, juga bermitra menggarap Kilang Balongan dan Dumai di Jawa Barat. Namun, menurut Arif, perusahaannya telah memutuskan mengerjakan dua proyek kilang itu secara mandiri.
”Kami kerjakan sendiri,” kata dia.
Pertamina telah memulai pembangunan fasilitas penunjang Kilang Balongan di Jawa Barat. Investasi senilai Rp 1,79 triliun ini bertujuan mendukung efisiensi proses produksi dan distribusi kilang tersebut. Pertamina menargetkan kilang itu bisa beroperasi pada 2020.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan, Raja Salman dari Arab Saudi akan datang dengan rombongan besar. Total akan ada 25 pangeran, 10 menteri, serta 1.500 anggota delegasi lain. Dalam kunjungan kenegaraan tersebut Jokowi akan menganugerahi Raja Salman dengan bintang kehormatan tertinggi Indonesia.
Hal itu, menurut Pramono, merupakan balasan atas penghormatan yang diberikan oleh Raja Salman saat Jokowi berkunjung ke negaranya beberapa waktu lalu. “Karena ketika kunjungan ke sana, Presiden juga mendapatkan kehormatan tinggi dari kerajaan,” ujar dia, Rabu (22/2).
Selain investasi, Pramono juga menjelaskan akan ada beberapa kesepakatan lain yang dilakukan kedua negara. Di antaranya terkait promosi seni dan budaya, peningkatan frekuensi penerbangan kedua negara, penanggulangan kejahatan lintas batas, pertukaran ahli termasuk kesehatan haji dan umrah, serta promosi Islam moderat melalui dakwah dan pertukaran ulama.
“Jadi ada lima kesepakatan,” katanya. (*/zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post