SAMARINDA – Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Mulawarman (Unmul) 2018 di Gedung Rektorat lantai 4, Selasa (10/7) kemarin sempat diwarnai kericuhan. Ini terjadi usai calon Rektor Unmul nomor 1, Asnar, yang diberi kesempatan pertama menyampaikan visi-misi menyatakan keberatan dengan sistem voting. Asnar meminta sistem pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat.
Sehingga, dia meminta agar rapat senat ditunda selama sepuluh hari. Asnar memandang, pilrek yang dijalankan senat selama ini hanya kamuflase karena sudah memiliki blok-blok tersendiri. Sedangkan ia menginginkan agar putra daerah diberi kesempatan untuk memimpin Unmul.
“Harga mati putra daerah jadi rektor. Yang mendirikan Unmul ini keluarga saya. Selama 56 tahun Unmul berdiri, hanya satu kali putra daerah memimpin,” tegas Asnar.
Ia meminta agar putra daerah dipilih minimal untuk jadi calon rektor. Terkait terpilih tidaknya nanti tergantung kementerian. Namun, Asnar juga memperingatkan agar putra daerah didahulukan dalam pemilihan ini.
Untuk itu mereka menyampaikan aspirasi tersebut di hadapan publik agar dapat ditampung Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek) RI. “Jika kementrian tidak peka terhadap masalah ini, ini permasalahan yang sangat berbahaya,” ucapnya.
Hal inilah yang melatarbelakanginya meminta agar rapat senat ditunda selama sepuluh hari dan pilrek dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. “Karena musyawarah mufakat adalah cara yang paling elegan, meski prosesnya memakan waktu. Tapi pemimpin yang dipilih dapat diterima semua pihak,” tutur Asnar.
Sebelumnya, sekira pukul 09.45 Wita, Asnar memberikan presentasi visi dan misinya sebagai bakal calon Rektor Unmul. Dalam pidatonya, ia mengkritik sistem voting pilrek ini dan meminta agar rapat senat tersebut ditunda.
Namun, sekira menit ke-12 dari waktu 15 menit yang diberikan panitia untuk penyampaian visi dan misi itu, Asnar menolak turun dari podium apabila tuntutannya tidak digubris. Hal ini mengundang kericuhan diantara para pendukung yang membela dosen FKIP ini dengan panitia pilrek yang meminta bakal calon Rektor Unmul itu untuk turun.
Dari awal, pembawa acara kegiatan tersebut telah mengingatkan agar para tamu undangan dapat menjaga kondusifitas sistem demokrasi pemilihan rektor di universitas kebanggan Kaltim itu. Bagi yang mengacau akan dikeluarkan dari ruangan oleh tim keamanan. Di sisi lain, tim keamanan yang tampak belum terlalu siap membuat suasana menjadi tidak kondusif dan perdebatan tak terhindarkan.
Suasana ruangan menjadi gaduh. Beberapa panitia pilrek mencoba membujuk Asnar untuk turun, namun ia tak bergeming. Beberapa orang lainnya turut mencoba naik ke podium namun diadang satpam dan Humas Unmul untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara Sekretaris Senat yang memimpin jalannya rapat terbuka itu pun tak dapat berbuat banyak. Akhirnya, panitia menyatakan rapat terbuka ditunda selama dua jam.
Asnar yang masih merasa belum puas karena penundaan hanya dilakukan selama dua jam memilih menetap di atas podium tersebut. Karena kericuhan itu, beberapa tamu undangan memilih untuk keluar ruangan. Apalagi dengan pernyataan penundaan itu.
Tak berselang lama, penyampaian visi-misi dilanjutkan namun dengan ruangan berbeda. Sistem voting tetap dilanjutkan dengan hasil, yang menjadi tiga bakal calon Rektor Unmul ke depan ialah Masjaya, Susilo, dan Laode Rijai dari lima bakal calon yang diusung termasuk Asnar dan Sukartiningsih.
Perwakilan Kementrian Pendidikan RI, Wisnu Sunarso mengatakan, pilrek Unmul memang mengalami sedikit hambatan. Dan ia mengakui apa yang terjadi saat itu sedikit menyimpang dan berbeda dari ketentuan yang berlaku.
Namun, ia yakin hal itu dapat diselesaikan dan berharap segera mendapat tiga nama bakal calon rektor yang akan diusulkan ke Jakarta. Yang nantinya akan disetujui kementerani. “Nanti akan ada putaran kedua untuk pemilihan rektor ini,” kata dia.
Wisnu pun menekankan, proses penyaringan ada di badan senat. Pihaknya hanya bertugas memantau proses penyampaian visi-misi serta program para bakal calon pilrek yang nantinya akan dilaporkan ke Kemenristek.
“Sudah saya catat semua. Nanti akan saya sampaikan kepada kementerian mengenai apa yang saya dengar dan lihat hari ini, termasuk aspirasi tadi,” pungkas Wisnu. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: