SANGATTA – Poin yang diraih Kutim untuk mendapatkan predikat Kabupaten Layak Anak meningkat tajam. Jika sebelumnya hanya meraih 19 poin, kini poin yang didapat mencapai 404.
diungkapkan oleh Yuliana, Kasi Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi , Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim.
Menurutnya peningkatan pencapaian poin tersebut tidak serta-merta diraih dengan mudah. Banyak faktor yang diupayakan pihaknya untuk mengejar ketertinggalan.
“Kami sudah melakukan banyak upaya, termasuk memberi pelatihan untuk tenaga pendidik maupun tenaga kesehatan. Awalnya kami hanya miliki poin 19 saja. Sekarang sudah meningkat jauh menjadi 404 poin,” paparnya saat ditemui belum lama ini.
Dia menjelaskan masih akan terus lakukan upaya lain agar dapat mencapai 1.000 poin untuk Kutim. Termasuk akan mengejar 600 poin untuk mengembangkan desa dan kelurahan layak. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengusaha dan media masa.
“Untuk pemenuhan hak anak, kami akan lakukan apapun. Terutama untuk meraih 1.000 poin, walaupun sebenarnya 500 poin saja sudah mencukupi. Tetapi kami ingin totalitas demi putra-putri Kutim,” terangnya.
Adapun indikator menjadi KLA, yakni wilayah yang aman, nyaman bahkan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan hak anak.
“Anak memiliki empat hak, yaitu hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partipasi. Jadi kita akan bangun keluarga, RT, desa dan kelurahan, maupun kecamatan layak anak untuk pemenuhan hak mereka,” katanya.
Tidak hanya wilayah, namun pelayanan untuk anak akan diupayakan menjadi ramah anak. Termasuk fasilitas kesehatan, pendidikan, juga tempat bermain.
“Kami akan gunakan taman-taman seperti yang ada di Sangatta Selatan untuk wahana literasi anak. Agar mampu mengembangkan pola pikir mereka. Selain itu maka capaian akan meningkat lagi,” tuturnya.
Yuli optimis Kutim akan meraih predikat KLA 2019 mendatang. Dia berharap bantuan semua pihak untuk saling mendukung demi mencapai target. “Saya sangat berharap bantuan dari semua elemen, agar tahun depan kita mencapai KLA. Saya sadari tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi hak anak 100 persen. Tapi setidaknya kita semua selalu berusaha,” tandasnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: