SANGATTA – Swasembada pangan di Kutim tampaknya hanya akan menjadi mimpi belaka. Jika pemerintah tidak segera merumuskan, berbenah, dan merubah sistem tatanan pertanian yang baik di Kutim.
Meskipun diketahui, potensi lahan pertanian cukup melimpah. Baik yang dikelola, pernah digarap, terlebih yang masih kosong.
Belum lagi, lahan peralihan pertanian ke perkebunan. Mulai dari lahan basah maupun kering.
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kutim, Sugiono jika melihat potensi pertanian Kutim, seharusnya sekali panen dalam perhektar bisa meraih dua kali lipat dari hasil yang ada saat ini.
“Petani kita hanya mampu meraih 4-5 ton saja perhektar sekarang. Padahal potensinya bisa 9- 11 ton perhektar,” jelas Sugi.
Mantan penyuluh itu menuturkan, ada beberapa hal yang harus dibenahi jika swasembada pangan ingin terpenuhi.
Diantaranya, pembenahan dan pembuatan irigasi serta bendungan yang ideal, pembuatan embung air pertanian, menyediakan alat pertanian canggih dan modern secara utuh, menyediakan tenaga kerja, dan kebutuhan penunjang lainnya seperti pupuk.
“Ya kami akui memang belum terpenuhi semuanya. Maka wajar belum maksimal capaian kita. Itu semua karena anggaran terbatas,” katanya.
Meskipun begitu, ia mengaku akan bekerja secara maksimal untuk mewujudkan mimpi swasembada pangan tersebut.
“Salah satu upaya kami ialah mengusulkan bantuan ke provinsi. Kami akan upayakan alat pertanian. Salah satunya ialah traktor, alat tanam, alat panen. Ini akan membantu petani,” katanya.
Hal ini diaminkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hormasyah. Saat ini Kutim masih berpangku tangan kepada daerah luar. Belum dapat mandiri. Meskipun tidak sepenuhnya.
“Ya sekira 40 persen penyediaan beras dari luar. Tetapi saya yakin bisa terpenuhi semuanya jika serius membenahi,” kata Horman.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: