SANGATTA – Warga Kutim meminta instansi yang terkait untuk melakukan inpeksi mendadak (sidak) di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU).
Tidak hanya acara serimonial atau menggugurkan kewajiban semata, akan tetapi diminta ekstra melakukan pengawasan. Jika perlu memasang mata-mata untuk mengintai semua aktivitas di SPBU.
Pasalnya, warga mulai resah atas kelangkaan BBM khususnya premium di setiap pangkalan tersebut. Meskipun ada, warga cukup sulit untuk mendapatkannya.
Perlu antrean panjang hingga berjam-jam. Akhirnya warga terpaksa membeli di eceran yang harganya melambung tinggi. Tentu saja takaran dan kualitasnya meragukan.
Tak kalah menarik perhatian, SPBU diduga memberikan pelayanan spesial bagi pengetap. Akibat ulahnya tersebut, masyarakat yang menjadi korban.
“Ada yang membeli BBM di SPBU menggunakan jerigen. Jerigen tersebut ditaruh di dalam mobilnya. Padahal kami lagi antri panjang,” ujar Purwanto salah seorang pengendara sepeda motor yang menyaksikan aksi itu.
Merasa ganjil, dirinya langsung memberikan teguran kepada petugas SPBU yang berada di Sangatta Utara tersebut.
“Saya tanya ternyata boleh membeli menggunakan jerigen. Petugasnya malah marah. Dia bilang silahkan foto dan laporkan saja ke pertamina. Saya berani,” kata Pur mencontohkan pernyataan petugas SPBU.
Merasa kesal, dirinya langsung mencatat nomor telepon layanan pertamina. Niatnya akan mengadukan peristiwa tersebut.
“Saya hanya catat nomor telpon yang terpampang di jalan keluar. Kemungkinan saya akan telpon dan adukan,” katanya.
Hal senada juga dirasakan Riski. Dirinya pernah menyaksikan secara terang terangan pelayanan petugas SPBU kepada pengetap yang membeli BBM langsung menggunakan jerigen.
“Saran kami yang berwenang untuk menyelidiki hal ini. Jika ditemukan langsung tangkap. Kasihan rakyat,” katanya.
Dirinya juga menbantah jika saat ini warga lebih dominan membeli pertalite ketimbang premium. Yang benar ialah warga terpaksa membeli pertalite lantaran premium tak kunjung ditemukan.
“Bukan karena memilih pertalite, tetapi memang premium enggak pernah ada. Kalaupun ada sudah menjadi jatah pengetap,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: