Yakub Fadillah, S.IP
Wakil Sekretaris PD Muhammadiyah Kutai Timur
Setelah hampir sebulan penuh kita berpuasa, melakukan tarbiyah kepada jiwa kita masing-masing dengan berpuasa selayaknya menempa diri dalam menuju ridha Allah swt yang semuanya akan bermuara pada tujuan puasa Ramadhan itu sendiri, yaitu membangun pribadi yang bertakwa. Semoga amalan puasa yang kita jalankan, zakat yang kita tunaikan serta sholat yang kita dirikan sebagai tiang dari agama kita yaitu Dinul Islam diterima oleh Allah swt. Sekedar penyegaran dari tujuan dari pada puasa itu sendiri yang bertujuan membangun ketakwaan dalam jiwa kita masing-masing mari kita pertahankan apa nilai ketaqwsan yang telah kita raih agar penggemblengan jiwa selama satu bulan penuh tidak sia-sia. Mari kita ingat kembali perintah Allah dalam surat Al baqarah ayat 183 :
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, telah datang kewajiban atas kalian untuk berpuasa sebagai juga diwajibkan kepada umat sebelum kalian agar kalian semua menjadi bertakwa.
Jika kita mencermati dengan baik, maka tujaun yang paling utama adalah adanya kehendak Allah swt yang menginginkan kita semua sebagai hamba-Nya agar senatiasa bertakwa kapadaNya dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa karena adanya rasa takut (Khauf) akan janji Allah swt akan segala adzab (siksa) Allah swt yang pasti akan datang sesuai dengan waktu yang dijanjikan bila kita tidak mengindahnya.
Makna Takwa yang kedua adalah karena kita harus tunduk (thaat) karena memang apa yang kita miliki termasuk jiwa dan raga ini adalah milik Allah swt.
Kemudian takwa dalam tujuan yaitu mengharap ridho Allah swt, sehingga jika ridho Allah swt. Maka rahmat dan hidayahNya pun dapat sampai kepada kita semua, Amien.
Berkaca kepada hadits nabi Muhammad saw, yang mengabarkan kepada pengikutnya dalam hal ini adalah umat Islam seluruhnya yang berbunyi :
Artinya :
Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan kesungguhan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ( HR. Bukhori).
Betapa bijaknya Allah swt. Yang memberikan kabar kepada kita semua melalui Rasulnya yaitu nabi Muhammad Saw yang menunjukan kasih dan sayangnya kepada hambanya yang bersedia memberikan ampunan, melalui puasa Ramadhan yang telah kita jalankan selama sebulan penuh, semoga kita termasuk ke dalam orang yang menjalankan puasa dengan kesungguhan, gembira dalam puasa kita, selalu merindukan bulan yang penuh berkah tersebut untuk selalu bertemu dan diberikan kekuatan untuk menyambut dan menjalannya, seperti kabar Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan ibadah.Namun demikian karena puasa ini juga adalah ibadah yang menjadi hak Allah atas pahalanya, maka tidak sedikit yang perjalanan Ramadhannya itu sia-sia. Mereka hanya berpuasa raganya saja, tapi mereka tidak menjaga dan mengamalkan hakikat dari puasa itu sendiri, maka sungguh merugilah mereka yang demikian itu. Mereka hanya bereuforia, demam dengan Ramadhan ( ikut-ikutan) sehingga dalam melaksanakan perintah puasa dan ibadah lainnya termasuk yang sunah bisa mengalami kejenuhan yang akhirnya merasa lelah dan bosan dengan suasana Ramadhan. Tentunya kita berharap di hari Fitri ini kita semua mendapat ridha Alllah swt sehingga kita menjadi sesuai dengan kualitas udaha kita dalam berupaya menggapai derajat taqwa.
Dalam optimalisasi dari hakikat puasa yg secara rukun nampak sederhana, yaitu berniat sebelum masuk fajar serta menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar terbenam matahari, namun banyak yang bisa ditelaah dari pesan dan nilai spiritual, antara lain :
- Pesan taqwa, sebagaimana tersurat pada Albaqoroh 183, tujuan utama dari perintah berpuasa adalah bertaqwa kepada Allah swt, indikator keberhasilan dalam penggemblengan taqwa selama sebulan akan diukur dari peningkatan nilai-nilai ketaqwaan baik individu maupun sosial. Di bulan Ramadhan ada malam yang teramat mulia yang digambarkan lebih baik dari seribu bulan (Al Qadr :1-5) dimana Lailatul Qadr adalah berupa hidayah dari Allah yang akan membuat seorang hamba Allah semakin giat dalam beribadah serta beramal sholeh.
- Pesan kemanusiaan, dalam puasa Ramdhan memiliki semangat menuju derajat taqwa, dimana taqwa ini adalah pembeda nilai manusia di sisi Allah, apapun jenis kelamin, suku, bangsa semua tdk bernilai di sisi Allah, maka nilai kemanusiaan ada pada puasa Ramadhan sebagai pembentuk pribadi yang bertaqwa.
- Pesan persatuan, seluruh umat Islam yang menjalanlankan ibadah puasa akan memiliki kebersamaan rasa, sejak fajar hingga terbenam matahari, sama-sama menahan lapar an dahaga, di waktu maghrib tibalah waktu berbuka, maka semuanya merasakan hal yang sama, ni’matnya ifthor sangat dirasakan dengan bersama meski menu yang tidak sama.
- Nilai musyawarah, Sebelum memasuki dan mengakhiri Ramadhan ada proses menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, keduanya diperlukan ilmu dan methode penetapannya, baik yang hisab, yg rukyat, yang kobinasi hisab dan rukyat atau dgn methode pasang surut air laut, ada proses musyawarah di dalamnya, yg hisab dan rukyat ada sidang isbath, yang hisab pun jauh sebelum itu para pakarnya sudah berargumen dan bernusyawarah, oleh sebab itu puasa Ramadhan juga memiliki nilai musyawarah.
- Nilai keadilan sosial, ketika seseorang tidak mampu berpuasa dan tidak mampu menggantikannya (Al baqarah ; 184-185) maka sanksinya adalah memberi makan seorang miskin bahkan ketika melanggar pantangan suami-istri sebanyak 60 orang miskin, di akhir puasa Ramdhan disempurnakan puasa Ramadhan dengan zakat fitri, semua itu adalah syariat yang mendorong keadilan sosial, dengan puasa seorang hamba dituntut peka dengan lingkungannya, belum lagi shadaqah dan infaq yang pahalnya berlipat ganda.
Apakah ada korelasi dari Rahmatnya Allah atas kemerdekaan bangsa Indonesia yang jatuh pada 9 Ramadhan 1362 Hijriyah bertepatan dengan 17 Agustus 1945 ? wallahu a’lam. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda