Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berencana menghidupkan kembali wisata malam di kawasan Citra Niaga seperti yang ada di Provinsi Bali. Pasalnya, kawasan yang pernah menyabet penghargaan Agha Khan Award itu makin sepi dan ditinggalkan peminatnya.
DEVI NILA SARI, Samarinda
KEPALA Unit Pelaksana Tenis Daerah (UPTD) Citra Niaga, Suardi mengatakan, dirinya ingin memfungsikan panggung kesenian yang berada di kawasan tersebut untuk dijadikan tempat pertunjukan kesenian daerah.
“Kalau bisa program ini akan kami lakukan setiap minggu. Nanti kami akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menampilkan kesenian daerah, kemudian akan kami beri hadiah. Insyaallah dibuat seperti di Bali. Kalau di Bali kan ada penari-penarinya, inilah yang akan kami fungsikan,” kata Suardi, Senin (6/8) lalu.
Selain itu, panggung di Citra Niaga juga bisa dimanfaatkan untuk senam, sehingga akan ada lebih banyak masyarakat yang tertarik datang ke Citra Niaga. Karena ia melihat selama ini kawasan tersebut tidak difungsikan sebagai daerah pariwisata.
“Kami ingin memfungsikan kembali Citra Niaga sebagai ikon Kota Tepian. Yakni pusat pariwisata maupun pusat perbelanjaan tradisional seperti dulu,” kata dia.
Di sisi lain, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang telah meminta Suardi agar membantu membangun kawasan tersebut. Salah satu yang akan mendapatkan perhatian untuk ditata untuk mempercantik Citra Niaga yakni memperbaiki tata ruang dan atap-atap kios, sehingga tidak terlihat kumuh.
“Nanti (kios-kios, Red.) akan disesuaikan dengan penataan awal, namun fungsinya tetap. Karena kan kawasan Citra Niaga ini kalah dengan mal. Begitupun dengan tamannya, nanti akan lebih dipercantik,” ujarnya.
Terkait keresahan pedagang yang akan dipindah letak kiosnya yang berada di kawasan tersebut, Suardi pun meluruskan, pihaknya tidak akan mengubah letak kios-kios yang ada sekarang. Melainkan hanya mengganti atapnya.
Karena pada dasarnya, tutur dia, konsep pusat perbelanjaan tradisional itu adalah model laba-laba. Sehingga ketika masyarakat datang berkunjung tidak harus berdesakan. Walaupun kenyataan di lapangan banyak pedagang yang melanggar, namun ia berjanji akan segera menertibkannya
“Saya yakin kita bisa. Karena pemkot telah menyediakan anggarannya. Namun, saya masih belum tahu berapa nominal pastinya. Yang jelas kami anggarkan Rp 3,5 miliar. Tidak tahu berapa yang akan disetujui. Karena kan banyak fasilitas di sana yang rusak, terutama lampunya,” pungkas Suardi. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: