bontangpost.id – Ribuan warga Palestina berunjuk rasa mengecam perjanjian normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel. Dua aksi protes masif digelar terpisah di Cibaliya di Jalur Gaza bagian utara dan di perlintasan Rafah.
Aksi protes digelar usai Hamas, kelompok penguasa Jalur Gaza, meminta warga Palestina untuk memprotes normalisasi UEA-Israel. Juru bicara Hamas, Ismail Ridwan, mengatakan bahwa perjanjian tersebut tidak akan memberikan legitimasi kepada Israel.
“Israel tidak akan pernah menjadi sahabat Arab dan Muslim,” ujar Ridwan kepada Anadolu Agency, Minggu (16/8/2020), dilansir dari medcom.id.
Menurut Ridwan, UEA telah “menjual” Palestina demi kepentingan mereka sendiri.
“UEA akan dirugikan dari perjanjian ini, karena Israel ingin mengeruk sumber daya dari semua negara Arab, terutama UEA,” ungkapnya.
Kamis kemarin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan perjanjian normalisasi hubungan UEA-Israel. Pengumuman tersebut merupakan bagian dari upaya mendorong rencana aneksasi Israel terhadap sejumlah wilayah Tepi Barat. Perjanjian normalisasi hubungan UEA-Israel dijadwalkan ditandatangani secara resmi dalam kurun waktu tiga pekan.
UEA adalah negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga yang akan memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel setelah Mesir dan Yordania. Palestina mengecam perjanjian tersebut, yang dianggap sama sekali tidak membantu perjuangan bangsa Palestina.
“Perjanjian tersebut sudah seperti menikam masyarakat Palestina dari belakang,” ungkap pernyataan Hamas beberapa waktu lalu. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post