JAKARTA – Satu per satu pengurus PSSI dipanggil Satgas Antimafia Bola. Setelah memeriksa Sekjen PSSI Ratu Tisha hingga dua kali, satgas ingin mengulik keterangan mengenai kasus pengaturan skor dari orang yang berposisi lebih tinggi di PSSI.
Kali ini Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono bakal diperiksa. Rencananya, pria asal Ngawi itu diminta hadir di Polda Metro Jaya besok (18/1). Dia akan dimintai keterangan tentang banyaknya ketidakberesan dalam sepak bola Indonesia.
Ketika dihubungi Jawa Pos kemarin (16/1), Joko menegaskan siap memenuhi panggilan polisi. Apalagi, pemeriksaan dirinya merupakan bagian untuk mengusut kasus pengaturan skor yang saat ini merebak. ’’Intinya, saya siap bekerja sama dengan baik. Siap melakukan apa pun untuk membantu satgas menyelesaikan masalah,’’ tegasnya.
Anggota Exco PSSI Gusti Randa mengungkapkan, tidak ada masalah jika satgas ingin memeriksa pengurus PSSI. Dia malah mendukung jika pemeriksaan memang bisa membantu satgas. ’’Kalau memang terlibat, usut saja. Tidak apa-apa,’’ ucapnya.
Namun, dia menekankan, jika memang ada anggota PSSI yang terlibat atau jadi tersangka, itu merupakan tanggung jawab perorangan. Artinya, penangkapan oleh Satgas Antimafia Bola bukan patokan bahwa PSSI secara keseluruhan rusak dan busuk. ’’Karena tindak pidana itu barangsiapa. Jadi, itu kan perorangan. Bukan berarti semua yang ada di PSSI jelek,’’ ungkapnya.
Dia menerangkan, PSSI dihuni banyak orang. Jadi, jika satu sampai lima orang terlibat, tidak berarti semua yang ada di PSSI juga terlibat. ’’Kami sangat mempersilakan jika memang polisi ingin mengusut sebuah kasus,’’ katanya.
Di bagian lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha kemarin memenuhi panggilan Satgas Antimafia Bola sebagai saksi kasus laporan mantan Manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani.
Tisha tiba di Mapolda Metro Jaya pukul 17.00 atau telat dari jadwal panggilan Polda Metro Jaya pukul 14.00. ’’Ratu Tisha dimintai keterangan lagi sebagai saksi kasus pengaturan skor pertandingan sepak bola di liga Indonesia,’’ kata Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono.
Dia menerangkan, Sekjen perempuan pertama PSSI itu dipanggil satgas untuk mendalami keterangannya atas pengaturan skor pertandiangan Persibara Banjarnegara melawan Persekabpas Pasuruan dalam ajang Liga 3 musim lalu.
Sementara itu, Tisha tidak mau berbicara ketika diberondong pertanyaan oleh awak media yang telah menunggunya. Perempuan kelahiran 30 Desember 1985 tersebut hanya tersenyum dan langsung masuk ke gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Hingga berita ini ditulis, pemeriksaan terhadap Tisha masih berjalan.
Mengenai Vigit Waluyo yang belum juga diperiksa, menurut Argo, pemeriksaan memang bisa dilakukan walau dia saat ini mendekam di Lapas Sidoarjo. Namun, dia meminta awak media bersabar karena izin pemeriksaan terus diajukan. ’’Sabar ya, nanti dulu itu,’’ ucap Argo.
Sementara itu, ramainya kasus pengaturan skor ternyata belum menarik minat Komisi X DPR untuk membahasnya kemarin (16/1) ketika memanggil PSSI di gedung DPR. Malahan, dalam rapat tersebut, PSSI hanya dimintai penjelasan soal naturalisasi pemain. Sebab, ada pemain naturalisasi baru lagi asal Nigeria bernama Egwuatu Godstime Ouseloka yang membela Aceh United.
Komisi X berkilah ingin punya waktu khusus untuk membahas isu pengaturan skor yang saat ini menjadi perhatian publik. Hal itu dikatakan salah satu anggota komisi X Hetifah Sjaifudian.
Menurut dia, pihaknya memang sengaja tidak secara detail menanyai PSSI soal pengaturan skor. Sebab, PSSI belum menyiapkan data untuk menjabarkan masalah itu kepada Komisi X. ’’Tapi, kami memang sudah melakukan pembahasan. Yang paling penting kami sedang menyiapkan pertemuan khusus,’’ ucapnya.
Anggota DPR dari Fraksi Golkar itu mengapresiasi upaya Satgas Antimafia Bola. Dengan begitu, ketidakpercayaan publik akan hilang secara perlahan. ’’Ya, semoga nanti tata kelola PSSI bisa lebih baik,’’ ujarnya.
Dalam audiensi dengan komisi X, kemarin PSSI diwakili anggota exco Gusti Randa. Dia menyatakan tidak masalah jika memang harus menjelaskan masalah pengaturan skor. Menurut dia, PSSI pasti memberikan dukungan untuk pembenahan federasi.
Gusti menyatakan cukup kaget atas adanya kasus pengaturan skor dalam kompetisi sepak bola Indonesia. Sebab, sejak awal kompetisi dimulai, yang dikhawatirkan PSSI justru kerusuhan suporter. ’’Kami justru berpikir dari sisi keamanan seperti apa untuk mencegah itu. Jadi, waktu ada pengaturan skor, kemudian oknum exco dan wasit terlibat, sangat mengagetkan,’’ terangnya.
Gusti juga tidak memberikan ampun kepada anggota PSSI yang terlibat pengaturan skor. Dia menegaskan, staf departemen wasit Mansyur Lestaluhu harus angkat kaki dari PSSI. ’’Dia (Mansyur) harus out. Kami tidak pandang bulu masalah seperti ini,’’ ujarnya.
Dia juga tidak memusingkan jika posisi Mansyur nanti kosong. Gusti yakin beberapa staf lain yang lebih baik bisa menggantikan posisi Mansyur. ’’Siapa pun kan bisa ditugasi. Kami ada asosiasi wasit. Tidak ada masalah. Jumlahnya mencapai 900 orang di dalamnya,’’ bebernya.
Sementara itu, jika Gusti sudah mengisyaratkan akan mendepak Mansyur, Komisi Disiplin PSSI memilih tidak gegabah. Sebagaimana yang dijelaskan Ketua Komdis PSSI Asep Edwin, pihaknya belum masuk tahap pembicaraan untuk mencopot Mansyur. ’’Tapi, kasus itu tetap jadi perhatian kami,’’ ungkapnya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin. (rid/bry/c5/ali/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post