bontangpost.id – Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bontang mencatat sepanjang Januari-April kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang mencapai 132 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Diskes Bontang Muhammad Ramzi menyebutkan pada Januari lalu ada 44 kasus, Februari 29 kasus, Maret 41 kasus, dan April 18 kasus. Dengan total kematian satu orang.
“Iya, satu orang meninggal. Warga Gunung Telihan. Tapi, enggak ada peningkatan kasus yang tinggi,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Berdasarkan pemetaan, kasus tertinggi berada di wilayah Bontang Utara yakni 59 kasus, kemudian disusul Bontang Barat 38 kasus dan kasus terendah di Bontang Selatan dengan total 35 kasus. Sedangkan usia yang rentan terpapar DBD ialah 5-14 tahun dan 15- 46 tahun.
“Lebih banyak usia anak-anak daripada orang dewasa,” timpalnya.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan cara menguras dan menyikat bak mandi minimal sekali sepekan.
Kemudian, membuang air penampung dispenser dan mengganti air minum hewan peliharaan setiap hari. Tempat penampungan air juga wajib ditutup. Selain itu, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air. Meliputi botol plastik, kaleng, ban bekas.
Selain menjaga kebersihan, kata Ramzi pihaknya akan mengembangkan inovasi lain di tahun ini. Dengan cara melepas nyamuk wolbachia. Yang rencananya akan dilakukan pada Agustus mendatang.
Enam kelurahan akan menjadi sasaran pertama dalam penerapan nyamuk wolbachia. Kemudian metode tersebut akan menyasar sembilan kelurahan lainnya pada Desember mendatang.
Seperti diketahui, metode ini adalah mengawinkan nyamuk aedes aegypti yang dikembangbiakkan di dalam ember yang dilubangi. Setelah nyamuk Aedes Aegypti kawin dengan nyamuk yang sudah memiliki wolbachia, peranakan nyamuk baru tidak lagi memiliki virus DBD.
Bakteri wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resistensi, dan tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.
“Enam kelurahan itu bukan percobaan ya. Tapi, karena ketersedian telur nyamuk wolbachia dari Kemenkesnya yang terbatas. Dan pada bulan itu belum banyak stoknya,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post