Ketika dilahirkan, oleh kedua orang tuanya diberikan nama Mustofa. Sedari kecil sudah mulai kelihatan kelainannya. Disaat bocak lain tak doyan sayur dan buah, si Mustofa rajin melahap sayur bening dan kerap bertengger di dahan pohon buah milik tetangga. Kelainan berikutnya adalah soal gengsi, nampak betul si Mustofa bukan jenis mahkluk yang menempatkan gengsi di dalam piramida teratas. Mustofa terkenal bukan sebagai bocah yang malu-malu, bahkan sesekali terlihat lebih kerap memalukan.
Tak ada dalam kamus Mustofa misalnya mogok sekolah karena mamaknya tak memberi bekal makanan sekelas KFC atau Mc Donals. Sepatu bocorpun tak membuat Mustofa berat melangkahkan kakinya untuk menuntut ilmu. Meski tak sekalipun pernah menduduki rangking atas saat kenaikan kelas, namun pendidikan Sekolah Dasar bisa dilalui oleh Mustofa dengan mulus. Konon, kabar dari Kepala Sekolah, menyebutkan bahwa Mustofa harus dinaikkan dan diluluskan karena sikap baiknya.
“Selamat siang Bu, ada Primus,”
Sapaan dan pertanyaan yang disampaikan oleh seseorang anak setelah mengetuk pintu dan dibukakan oleh Mamak Mustofa membuat dirinya kaget sendiri.
“Primus siapa?”
“Ya Primus bu, kan anak ibu?”
Mamak Mustofa kemudian memanggil Mustofa setengah berteriak “Mus…. Mus…. sini dulu,”
Dan Mustofa pun berlari dari dalam rumah, nampak celananya sedikit basah karena saat dipanggil mamaknya, Mustofa sedang buang air kecil di WC.
“Nah, itu Primus ada bu,”
Dan belum sempat, mamaknya melakukan verifikasi, Si Mustofa dan temannya sudah menghilang.
Ketika duduk di bangku SMP, Mustofa oleh teman-temannya dikenal sebagai Primus. Bukan karena wajahnya cakep mirip Primus Justitio, melainkan karena Mustofa tak segan-segan mengakui kalau dia berasal dari tepian Sungai Karang Mumus. Dan untuk mempertegas hal itu maka Mustofa memperkenalkan dirinya sebagai Pria Karang Mumus alias Primus.
Dan segera panggilan itu menjadi terkenal, awalnya penuh olok-olokkan namun lama kelamaan tak banyak yang tahu jika Primus itu artinya adalah Pria Karang Mumus. Banyak teman Mustofa kemudian mengenal bahwa Primus memang nama aslinya meski nama keren itu tak cocok benar dengan wajahnya.
Mustofa memakai nama Primus karena tak pernah merasa malu meski dirinya dilahirkan di tepi Sungai Karang Mumus. Sementara teman-teman lainnya yang juga berasal dari sekitar Sungai Karang Mumus dan kerap mandi-mandi di sungai bersamanya selalu mengaku kalau rumahnya di Dewi Sartika, Kartini atau Ahmad Dahlan. Tapi Mustofa selalu merasa tak perlu melakukan hal itu, apapun pandangan orang tentang Sungai Karang Mumus, buat Mustofa, itu adalah tempat dia dilahirkan dan tinggal. Mustofa kerap mengatakan kepada teman-temannya kalau kita ini tidak bisa menentukan dilahirkan dimana dan oleh siapa, sebab kalau bisa memilih tentu sebagian akan minta dilahirkan sebagai anak presiden atau anak konglomerat.
Sikap PD Mustofa membuatnya disenangi oleh teman-teman dan guru-gurunya. Meski terkadang diolok-olok Mustofa cuek saja. Toh, mereka yang suka mengolok-olok kemudian tidak jadi pelit kalau Mustofa meminta saat kehausan atau kelaparan di waktu jam istirahat.
Nama Primus rupanya sering dianggap kepanjangan oleh temannya. Maka banyak kemudian yang memanggil Mus. Kalau Mustofa tidak menenggok kemudian mereka berteriak Mu ..Mus, Mu… Mus. Hingga lama kelamaan nama Primus menghilang dan Mustofa kemudian dipanggil dengan nama Mumus.
Lagi-lagi Mustofa anteng-anteng saja. Ketika mulai dipanggil dengan nama Mumus, Mustofa ingat cerita Kakeknya soal asal usul nama Sungai Karang Mumus. Menurut Kakeknya karang itu erat kaitannya dengan karangan atau gundukan kerikil di sungai, selain itu nama karang juga lazim dipakai untuk menyebut nama anak sungai kecil, sementara anak sungai yang lebih besar disebut kedang.
Dan mumus menurut Kakeknya adalah sebutan sayang-sayang untuk anak laki-laki. Maka Sungai Karang Mumus bermakna sungai dimana ada gundukan (sedimentasi) yang kerap dipakai bermain oleh anak laki-laki.
Dan karena cerita itu maka Mustofa tidak keberatan dipanggil Mumus oleh teman-temannya. Dalam hatinya Mustofa mengatakan “Berarti teman-temanku sayang sama aku,”.
Pondok Wira, 26/08/2016
@yustinus_esha
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: