BONTANG – Perwujudan Bontang untuk menjadi smart city semakin terasa. Pasalnya tanggal 24 November nanti akan di-launching smart city dengan bentuk pengintegrasian 103 aplikasi yang ada di Pemkot Bontang.
“Coba intregasikan, mana-mana yang bisa, mana-mana yang tidak, kami akan coba lakukan perbaikan,” kata Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika (Diskominfotik) Dasuki.
Di antaranya, guna membangun transparansi anggaran maka akan digunakan aplikasi e-budgeting. Terkait kepuasan masyarakat terhadap kinerja dan pelayanan pemerintah diterapkan sistem e-lapor dengan nama aplikasi kesah etam (keluh kesah kita).
Dimensi perekonomian dan UMKM sebagai upaya memonitor harga bahan pokok makanan akan dipakai aplikasi bernama “sistem informasi monitoring harga sembako” (Simbak). Sedangkan untuk internal akan dioperasikan secara maksimal kembali sistem informasi manajemen kepegawaian (Simpeg).
“Tujuannya untuk kemudahan kerja internal pemerintah dan kemudahan layanan dan masyarakat,” tambahnya.
Semua aplikasi berada dalam satu server yang dikelola oleh Diskominfotik. Dari semua aplikasi tersebut, nantinya proses pengawasan bisa melalui command center yang rencananya akan berlokasi di lantai 2 Auditorium Wali Kota Taman 3 Dimensi.
“Semua bisa dipantau dari situ mulai dari kesibukan kota dan deteksi dini terkait bencana melalui CCTv,” ujarnya.
Sementara, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni bangga dengan anggaran yang minim bisa menerapkan smart city. Jikalau di daerah lain seperti Bandung membutuhkan anggaran dengan kisaran miliaran, tetapi Bontang mampu dengan angka Rp 300 juta.
“Banggalah kalau bisa memberikan yang terbaik, bisa disejajarkan dengan kota-kota lain dengan anggaran yang sangat minim,” kata Neni.
Rencananya, proses launching smart city akan dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: