SAMARINDA – Kendati jumlah penderita virus difteri di Samarinda terus bertambah. Namun hal itu tidak lantas membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda langsung menetapkan Kejatian Luar Biasa (KLB).
Sementara ini, Pemkot melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syaharanie Samarinda, masih menunggu hasil uji sampel bakteri biakan (kultur) yang dilakukan tim laboratorium dari Surabaya.
Dikatakan Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin, penetapan status KLB terhadap suatu kejadian tidak bisa dilakukan begitu saja. Melainkan harus ada dasar pertimbangan dan kajian yang matang.
“KLB itu tidak semudah mengeluarkan kebijakan lain. Soalnya ada akibat yang harus dipertimbangkan pemerintah. Kami juga memikirkan jika nanti KLB dikeluarkan, maka pemerintah harus melakukan imunisasi massal di seluruh wilayah Samarinda,” ujar Sugeng, Rabu (10/1) kemarin.
Imunisasi memang sangat diperlukan, tetapi jika dilakukan secara massal dengan melibatkan seluruh warag Samarinda, maka akan membutuhkan banyak vaksin. Sedangkan ketersediaan obat vaksin sangat terbatas.
“Makanya kami harus berhati-hati menetapkan KLB, karena vaksin imunisasi yang tersedia sangat terbatas. Kami belum mampu memenuhi semua kebutuhan vaksin untuk seluruh warga Samarinda,” tegasnya.
Diakui Sugeng, meski Dinkes belum mengeluarkan KLB terhadap virus difteri, sejumlah rumah sakit di Samarinda sudah melakukan imunisasi di radius yang diduga kuat terdapat penderita difteri.
“Dari sini kan bisa kita lihat, kami sudah menjalankan tahapan KLB, salah satunya melakukan imunikasi di wilayah yang teridentifikasi penderita difteri. Jadi kami sudah melaksanakan tahapan penetapan KLB,” ujarnya.
Meski saat ini sudah ada beberapa orang yang mengidap difteri, Sugeng berharap supaya masyarakat tidak panik. “Saya harap masyarakat tidak panik. Tapi setiap orang tetap menjaga kesehatan dan menghindari kemungkinan penyebaran difteri dengan melakukan imunisasi sejak dini,” serunya.
Sebelumnya, Kepala Humas RSUD AW Syahranie, dr M Fabian Satrio membenarkan ada lima orang pasien rumah sakit yang dinyatakan positif mengidap virus difteri. Mereka yakni SL (18), N (2), FK (4), A (15), dan GN (15).
“Umumnya anak-anak dan remaja yang terkena virus difteri. Mereka rata-rata sudah dirawat sejak pekan lalu. Tapi ada juga satu pasien yang baru masuk hari ini (kemarin, Red.),” ungkap dia saat merilis kasus tersebut kepada awak media, Selasa (9/1) kemarin.
Untuk menghindari penyebaran oenyakit menular tersebut, sambung dia, kelima pasien telah ditempatkan di ruangan khusus. Selama perawatan, kelima pasien akan menjalani proses karantina dari tim dokter.
“Sebelum kelima pasien itu dinyatakan postif, mereka sebelumnya sudah menjalani pemeriksaan mikroskopis. Kondisi kesehatan para pasien masih stabil. Mereka di rawat di lima ruangan khusus (isolasi). Bila nanti ada tambahan pasien, akan kami tambah lagi ruangannya,” jelasnya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: