bontangpost.id – Video berdurasi 51 detik yang memperlihatkan balita berusia 2 tahun dicekik orang dewasa bikin heboh. Video yang tersebar di dunia maya itu disertai caption yang mengancam.
Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim segera menelusuri demi mengetahui lokasi dan kondisi si balita.
Ketua TRC PPA Kaltim Rina Zainun menjelaskan, dalam video yang beredar, ada tangan orang dewasa yang sedang mencekik leher balita laki-laki. Korban menangis dan kesulitan bernapas.
“Setelah melakukan penelusuran kebenaran video itu, lokasinya berada di kawasan Kelurahan Gunung Kelua. Ketika ke sana, rumah tempat kejadian sudah banyak warga,” beber Rina, Ahad (12/5).
Pemilik tangan yang ada dalam video tersebut adalah ibu kandung sang balita berinisial SL (32).
“Kami sudah mengobrol (dengan SL) untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata aksinya dilakukan dipicu masalah ekonomi, serta perlakuan sang suami. Dia bercerita bahwa sudah setahun terakhir suaminya jarang pulang dan jarang memberi nafkah,” terangnya.
Dikatakan Rina, SL sebenarnya ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART). Ketika bekerja, SL selalu membawa kedua anaknya, termasuk si bungsu yang videonya bikin heboh.
“SL tinggal di rumah orangtuanya. Depresi itu muncul setelah ibunya meninggal. Ditambah suami yang jarang pulang, serta tidak ada kabar,” imbuhnya.
Puncak depresi SL, lanjut Rina, terjadi ketika menghubungi suaminya untuk meminta uang demi keperluan anak-anaknya. Namun, si suami mengeluarkan kata-kata yang justru makin membuat SL tertekan.
“Sehingga membuat video yang sudah beredar di media sosial. Kami menduga video itu tidak serius, dan hanya ditujukan kepada suaminya. Karena berdasarkan keterangan tetangga, SL tidak pernah menyakiti anak-anaknya, terutama yang bungsu,” lanjutnya.
Pun dengan kondisi si anak, dipaparkan berdasarkan pengamatan Tim TRC PPA tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bahkan bekas cekikan sebagaimana video yang terlihat tidak ada.
“Namun, kami tetap berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dissos) Samarinda, sehingga untuk sementara mereka dititipkan di rumah aman milik pemerintah. Kepada SL nanti akan dilakukan pendampingan psikiater agar depresinya dapat diatasi,” tutupnya. (dra/k16)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post