Kisah Inspiratif Warga Bontang: M Rifky Alfarizzi (136)
Muhammad Rifky Alfarizzi bukan bocah biasa. Sejak usia 3 tahun, putra pasangan Junianto Hadi dan Sumiyatti ini sudah mengenal alat musik drum. Bukan sekadar menabuh, Rifky yang kini berumur 11 tahun sudah mampu memainkan drum dengan begitu baik layaknya drumer profesional dewasa.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Tak pernah dibayangkan Sumiyatti bila anak bungsunya bakal meminta alat musik drum di usianya yang baru menginjak 2,5 tahun. Dia ingat kala itu tengah berjalan-jalan di mal saat hendak pulang kampung ke Jawa. Rupanya, Rifky kecil tertarik dengan alat musik drum yang dipajang di toko musik yang ada di sana. “Dia merengek minta dibelikan drum. Saat saya tanya buat apa, katanya buat dipukul-pukul seperti di televisi,” kisah Sumiatty.
Saat kembali ke Bontang, Rifky terus merengek meminta dibelikan drum. Sumiyatti pun membelikannya drum mainan untuk menenangkan Rifki. Namun drum mainan itu segera jebol di tangan Rifky. Saat dibelikan drum mainan kali kedua yang lebih besar, lagi-lagi tidak sampai sebulan drum tersebut sudah rusak.
“Rifky lantas minta dibelikan drum yang asli, bukan yang mainan. Dia bersikeras minta diberikan drum yang asli sampai-sampai jatuh sakit. Akhirnya kami minta bantuan teman untuk dicarikan drum asli. Setelah dapat, kami belikan drum asli untuk Rifky. Dia langsung sembuh dari sakit,” ungkapnya.
Di usia tiga tahun Rifky sudah menabuh drum standar pemberian orangtuanya tersebut. Perlahan bakatnya pun tampak. Bukan asal gebuk, permainan Rifky berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Rifky mampu memainkan sebuah musik lewat drumnya hanya dengan mendengarkannya beberapa kali. Dia bahkan sudah tampil membawakan lagu “Cinta Sampai Disini” dari band D’Masiv dalam acara perpisahan di playgroup tempatnya bersekolah.
“Guru Rifky kaget dengan kemampuannya bermain drum. Lalu memintanya untuk tampil dalam acara perpisahan. Itu penampilan solo Rifky yang pertama kalinya,” kata Sumiatty.
Postur Rifky yang masih kecil menyusahkannya dalam menginjak pedal drum. Alhasil, sang ayah mesti mengganjal pedal dengan stirofoam agar kaki kecil Rifky bisa menjangkau pedal. Usianya yang masih kecil juga membuat Rifky ditolak saat mendaftar di salah satu kursus di Kota Taman. Alasannya, usianya masih terlalu kecil untuk belajar drum.
“Saat itu Rifky minta diajari guru. Di tempat kursus memang tidak menerima, tapi kemudian ada guru di tempat kursus tersebut yang mau datang ke rumah untuk mengajar privat,” tambahnya.
Dengan bakat alam yang dimilikinya, Rifky lantas menjajal peruntungan mengikuti audisi ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi nasional. Saat itu umurnya masih lima tahun dan duduk di taman kanak-kanak. Berangkat bersama Joins Band, Rifky berhasil lolos audisi di Banjarmasin dan mendapat kesempatan tampil secara solo di Jakarta. Namun sayang, usianya yang masih terlalu belia membuat Rifky kurang komunikatif saat tampil di sana.
“Rifky masih terlalu kecil waktu itu. Jadi belum memahami arahan yang diberikan di Jakarta. Jadinya gagal lolos di fase berikutnya,” jelas ayah Rifky, Junianto.
Meski gagal, keikutsertaan dalam ajang pencarian bakat tersebut memantik semangat Rifky untuk tampil sebagai drumer solo. Kemampuan komunikasinya pun mulai membaik saat tampil di beberapa event di Kota Taman. Seperti pembukaan acara tahun baru dan mengisi acara di expo. Rifky pun kerap mengikuti berbagai lomba drum solo kategori anak-anak yang digelar di berbagai kota di Kaltim. Berbagai prestasi pun dibukukannya termasuk menjadi yang terbaik alias juara pertama.
“Meski masih anak-anak, namun permainan Rifky sudah setara dengan pemain drum dewasa. Bahkan mendapat pujian dari para juri. Penampilan Rifky jadi yang paling ramai,” sebut Junianto.
Di antara prestasi yang dicapai Rifky yaitu juara 1 dalam festival tabuh beduk tahun 2013 di Bontang, menjadi terbaik 1 dalam kompetisi perkusi dan terbaik 2 dalam kompetisi drum Samarinda Betabuh tahun 2015. Di tahun yang sama di Samarinda, dia juga menjadi runner-up Zildjian Contest kategori junior. Di luar drum solo, Rifky juga mencatat prestasi bersama grup band dalam lomba-lomba band yang digelar di Bontang.
“Zildjian Contest 2015 jadi yang paling berkesan buat Rifky. Karena event tersebut berskala besar, peserta untuk kategori junior sampai 30 orang. Pesertanya bukan hanya dari Kaltim, tapi ada juga yang dari Pekanbaru. Acaranya pun sangat ramai, kami tidak menyangka Rifky bakal menjadi juara,” ungkap pengusaha butik ini.
Sebagai orangtua, Junianto mendukung penuh kegemaran sang putra. Bahkan, dia membuatkan studio drum sendiri di rumah, khusus untuk mengasah bakat bermusik Rifky. Dia selalu memfasilitasi Rifky dalam berbagai event maupun lomba yang diikuti. Meski begitu dia tetap memprioritaskan pendidikan Rifky. Kata Junianto, kegemaran Rifky bermain drum tidak menganggu pendidikannya yang kini duduk di bangku kelas 6 SD.
“Malahan mendukung. Rifky kerap didaulat untuk tampil dalam acara-acara di sekolah. Kalaupun mesti izin untuk ikut lomba, izinnya hanya setengah hari,” jelas Junianto.
Dia menyatakan, sang putra memililki ingatan yang kuat dalam bermain drum. Sehingga walaupun belum bisa membaca not balok, dia tetap bisa memainkan berbagai musik dengan baik dengan mengandalkan insting. Sejak 2014, Rifky tidak lagi belajar secara khusus melalui guru privat. Melainkan, dia belajar mandiri dengan melihat video-video permainan drum di televisi maupun di internet.
Ditanya porsi latihan sang anak, Junianto menyebut Rifky tidak memiliki waktu latihan khusus. Selama ini, Rifky akan berlatih drum di rumah bila memang ingin memukul drum. Biasanya, latihan dilakukan menjelang event atau lomba yang akan diikuti.
“Buat Rifky, semakin sulit musik yang dimainkan semakin menjadi tantangan untuk bisa melakukannya. Rifky akan berkali-kali menyaksikan video permainan drum sampai dia benar-benar bisa memainkannya. Dia bermain menggunakan perasaannya,” kisah ayah tiga anak ini.
Sejak kecil, Rifky memang suka menyaksikan aksi para drumer dewasa. Tak jarang sang ayah mengajaknya menyaksikan konser-konser musik yang digelar di Bontang. Biasanya dalam konser tersebut, Junianto mesti membawa Rifky ke belakang panggung. Karena putranya tersebut ingin menyaksikan aksi drumer dalam konser tersebut secara langsung.
“Saat TK seperti itu. Mintanya nonton konser dari belakang panggung. Dia ingin menyaksikan drumer menabuh drum dari jarak dekat. Bahkan tepat di samping drumernya. Saya mesti minta izin ke panitianya dan Alhamdulillah diizinkan,” ujar Junianto.
Sering tampil beraksi menggebuk drum di depan umum membuat Rifky kini tak lagi canggung menampilkan kebolehannya. Malahan, Rifky mengaku suka tampil di depan umum. Apalagi bila jumlah penonton yang hadir menyaksikan terbilang banyak. Meski begitu, pernah suatu ketika Rifky sempat mogok tidak mau berlatih. Padahal, kala itu dia bersama band-nya tengah menghadapi final lomba band se-Bontang. “Waktu itu Rifky ngambek minta mainan. Jadi ya terpaksa kami keliling dulu mencarikan mainan agar Rifky mau kembali berlatih,” kata Junianto.
Lebih lanjut dikatakannya, bermain band sudah menjadi bagian hidup Rifky. Sekalipun sakit, putranya tersebut tetap ngotot mengikuti lomba drum. Hal ini sempat membuat Junianto dan Sumiyatti khawatir. Karena sebelumnya untuk berjalan saja Rifky mesti digendong. Sang ibunda pun berdiri menjaga di sampingnya, khawatir bila Rifky jatuh pingsan.
“Tapi malahan sehabis main drum, dia jadi lebih ceria dan sehat. Bisa dibilang bermain drum merupakan obat bagi Rifky,” tuturnya.
Sebagai orangtua, baik Junianto dan Sumiyatti bangga dengan apa yang dilakukan putranya saat ini. Menurut mereka, bermain drum merupakan kegiatan positif. Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan dapat menjauhkan Rifky dari pengaruh-pengaruh negatif pergaulan masa kini.
Lantas, apakah Rifky kelak bercita-cita menjadi drumer? Ditanya begitu bocah kelahiran Bontang ini malahan menjawab ingin jadi atlet bulutangkis. Menurutnya bermain drum baru sebatas kegemaran. Namun begitu tidak menutup kemungkinan bila di masa depan dia bakal menjadi pemain drum profesional seperti idolanya, Mike Portnoy dari Dream Theater.
“Penginnya sih bisa tampil di event drum berskala nasional,” ucap Rifky yang demen memainkan lagu berjudul Nightmare dari band Avenged Sevenfold ini. (bersambung)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: