Dimutasi menjadi Kabid Pariwisata sejak awal tahun lalu, membuat sosok Dedy Nugraha kini memiliki tugas dalam pengembangan-potensi potensi pariwisata di Bontang. Meski defisit, namun dirinya mengaku tetap optimistis.
Bambang, Bontang
Sebelum menjadi PNS di Kota Taman, selepas kuliah Dedy Nugraha sempat bekerja sebagai Pengawas Lapangan di perusahaan daerah (Perusda) Balikpapan. Karena gajinya yang masih minim saat itu, Dedy harus mencari penghasilan tambahan sebagai sopir travel. Usai bekerja, dirinya langsung standby di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Namun seiring berjalannya waktu, ketika ada pemekaran wilayah Kutai menjadi empat bagian dimana salah satunya adalah Bontang, di momen itu pula bertepatan dengan adanya lowongan CPNS pertama di Bontang. Dirinya pun mencoba ikut dan hasilnya, dinyatakan lolos. Pekrjaaanya di Balikpapan dan profesi tambahannya menjadi sopir travel pun akhirnya ditinggalkan.
Meski ditempatkan di Bontang, namun karena istri dan anaknya kala itu masih berada di Balikpapan, sehingga tiga bulan pertama menjadi CPNS, Dedy harus bolak balik setiap akhir pekannya. Barulah setelah tiga bulan, anak dan istrinya diboyong ke Bontang. Setelah diangkat menjadi PNS, dirinya memiliki cerita menarik saat ditempatkan di berbagai tempat. Di antaranya saat di Pemadam Kebakaran (PMK).
“Sempat antara jumlah mobil pemadam dengan sopir tidak seimbang. Sehingga saya juga harus bantu menjadi sopir. Di sanalah akhirnya saya turut mengembangkan kemampuan saya yang sebelumnya hanya memiliki SIM A, mau tidak mau harus mengurus SIM B1,” sebutnya.
Saat dirinya ditempatkan di Kabid Ekonomi Sosial dan Budaya Bappeda Bontang, dia juga pernah membuat inovasi kerja dalam hal inventarisir data warga miskin di Bontang berbasis IT. Programnya dia beri nama “Siratmi Bagus” yang memiliki kepanjangan Sistem Informasi RT miskin berbasis Geospasial. Namun karena dirinya terlanjur dipindahtugaskan menjadi Kabid Pariwisata, sehingga inovasinya tersebut kini belum berjalan secara maksimal.
“Data update warga miskin yang dikeluarkan oleh kementerian pun juga belum ada hingga saat ini. Sehingga kami tidak bisa memaksimalkan sistemnya,” sebutnya.
Kini, diamanahi mengurusi Pariwisata, dirinya mengaku akan terus memaksimalkan dan mempromosikan wisata-wisata di Bontang. Salah satunya mensinergikan dengan kebudayaan di Bontang, hingga menjalin kerjasama dengan pihak yang bersangkutan seperti hotel, rumah sakit, rumah makan, biro perjalanan, organda, serta komunitas-komunitas yang ada di Bontang.
“Sektor pariwisata menjadi penyumbang pajak terbesar keempat di Indonesia. Di tengah kondisi ekonomi saat ini, tentu pariwisata ini menjadi alternatif untuk peningkatan PAD. Untuk itu, perlunya dukungan dari semua pihak,” pungkasnya. (bersambung)
Tentang Dedy
Nama : Dedy Nugraha, ST, MM
TTL : Tenggarong, 7 Agustus 1970
Alamat : Jalan DI Panjaitan Gang Piano 6 RT 03, Bontang Baru
Ortu : Drs. H. Asmawi Anang Atjil – Hj. Mahdalena (Alm)
Istri : Khadijah
Anak :
- Daud Yusuf Hadinata
- Dewi Fadiyah Hadinah
Riwayat Pendidikan :
- S1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Jurusan Teknik Sipil (1995)
- S2 Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Jurusan Konsentrasi SDM (2008)
Riwayat Karir :
- Pengawas Lapangan Perusda Balikpapan
- CPNS di Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang Cipta Karya
- Kasi bagian Pemadam Kebakaran Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran
- Staf bidang fisik dan prasarana Badan Pendapatan Daerah (Bappeda)
- Kasi di Badan Pengawasan (Sekarang Inspektorat)
- Subbag Pendidikan bagian sosial Setda Bontang
- Kabid Ekonomi Sosial dan Budaya Bappeda Bontang
- Kabid Pariwisata Disporapar (saat ini)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post