bontangpost.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah menetapkan kalender akademik tahun 2020 untuk seluruh jenjang pendidikan. Kendati pandemi Covid-19 belum usai, namun otoritas telah menetapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai setidaknya pertengahan Juli mendatang.
Berdasar instruksi Kemendikbud RI pula, hanya daerah zona hijau yang diperkenankan menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap langsung pada Juli mendatang. Sementara zona kuning, oranye, dan merah dilarang keras buka. Demikian pula, karena Bontang masih termasuk zona kuning, praktis KBM di tahun ajaran depan akan digelar secara daring atau pendidikan jarak jauh (PJJ).
Beberapa sekolah, khususnya sekolah dasar (SD) telah menggelar persiapan jelang pembukaan tahun ajaran baru. Persiapan ini jauh hari dilakukan, plus lebih serius digarap. Pasalnya, tahun ini KBM di Bontang digelar daring seutuhnya.
Seperti yang dilakukan SD Negeri 001 Bontang Utara (BU). Persiapan dimatangkan agar KBM belajar lancar. Bagaimana pun, PJJ menuntut sekolah mesti kreatif dan lekas mencari solusi ketika persoalan mendera.
Dikatakan Kepala SDN 001 BU, Yani Astutik, menjelang tahun ajaran baru, hal pertama dilakukan pihaknya ialah membentuk Tim PJJ. Koordinator tim ialah koordinator pelaksana urusan kurikulum di SDN 001 BU. Tim PJJ membawahi setiap jenjang, berikut guru di setiap bidang studi.
“Misal guru agama ada 3 orang. Koordinatornya (Bidang studi) seorang aja, sementara 2 lainnya membantu. Hal ini pun berlaku bagi Tematik kelas 1 – 6 dan Penjaskes ” ujar Yani Astutik.
Setelah tim dibentuk, sekolah lantas memetakan materi. Minimal 3 tema, sudah harus siap. Persiapan PJJ kali ini memang lebih ekstra ketimbang PJJ dadakan di awal pandemi. Karena dulu, PJJ secara daring diterapkan hanya untuk kelas atas (4-6). Sementara di awal tahun akademik 2020/ 2021, PJJ akan diterapkan penuh, mulai kelas 1-6
“Harus siap. Karena kondisi menuntut hal itu (PJJ). Sekolah harus bisa lebih kreatif,” beber Yani.
Dia menambahkan, kendati PJJ kali ini diterapkan utuh, namun sekolah tidak mau memaksa semua langsung bisa. Namun perlahan saja. Kelas bawah (1-3) diberi waktu penyesuaian, mereka ditargetkan bisa PJJ setidaknya 50 persen dulu. Sembari sekolah mencari solusi dan strategi lain agar cakupan PJJ bisa mendekati 100 persen.
“Kalau kelas atas (4-6) Insyaallah bisa. Karena mereka sudah mulai terbiasa online. Baik guru dan murid,” ujarnya.
Selain itu, saat ini guru-guru sudah rajin mengikuti webinar guna menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan mengajar secara jarak jauh. Misalnya cara menggunakan Google form, Google classroom, Google board, Webex, Zoom, dan berbagai aplikasi penunjang e-learning lainnya.
“Sudah rutin itu. Sepertinya sudah sebulanan lebih kami di SDN 001 BU ini ikut webinar,” kata Yani.
Adapun ke depan, bila KBM dimulai, sekolah berencana menerapkan jam belajar laiknya kala sekolah berjalan normal. Misal, kelas dibuka pukul 7.00-12.40 Wita. Bila memungkinkan, sekolah berencana menerapkan hal serupa. Setidaknya di jam belajar tersebut, bisa tercakup 3 muatan pelajaran.
“Rencananya begitu. Semoga bisa,” harapnya.
Sementara Kepala SDN 004 Bontang Barat Suhartini menuturkan, untuk PJJ kali ini pihaknya lebih siap. Sebab pihaknya sudah belajar dari PJJ sebelumnya, kala kasus perdana Covid-19 di Bontang dikonfirmasi. Optimisme itu juga hadir, lantaran menurutnya, cakupan PJJ di sekolah yang terletak di Jalan Balikpapan, Gunung Telihan ini telah mencapai 90 persen.
“Kalau kelas atas (3-6), tidak banyak yang enggak bisa daring. Satu kelas paling 1-2 anak aja,” ungkapnya kala disambangi di kantornya.

Dalam menyambut tahun ajaran baru, pihaknya akan lebih memaksimalkan aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA) untuk PJJ. Sebab, WA dinilai lebih praktis digunakan.
“Pemberian tugas dan pengumpulan tugas banyak dilakukan lewat WA,” bebernya.
Dia tak menampik, beberapa murid memang tak bisa daring. Baik karena tak bisa mengakses gawai yang memadai, atau karena kediaman berada di pelosok. Meski jumlahnya tak banyak, sekolah wajib mencari solusi untuk persoalan itu. Untuk itu, Suhartini mengaku beberapa guru sengaja diminta menyambangi rumah murid tersebut. Untuk memberi dan mengambil tugas mereka.
“Kan ada anak-anak yang tinggal di dalam perkebunan. Ada juga yang tinggal di Jalan Poros Bontang-Sangata. Ada guru kami yang mendatangi rumah mereka,” ungkapnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post