Kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun ini mengalami peningkatan. Tercatat hingga Agustus, sejumlah 547 kasus terjadi. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dibanding total kasus tahun lalu.
Menekan kasus tersebut, Dinas Kesehatan (Diskes) menjadwalkan fogging massal. Kasi Surveilans, Imunisasi dan Wabah Bencana Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang Adi Permana mengatakan, kegiatan fogging massal dilaksanakan secara dua siklus.
Tiap siklus terdiri dari interval tujuh hari. Siklus pertama dijadwalkan 15-21 September. Sementara 22-28 September masuk dalam siklus kedua. “Tujuannya ini untuk mengantisipasi saat masuk musim penghujan. Supaya angka kasusnya tidak kembali meningkat,” kata Adi usai rapat koordinasi upaya fogging massal dengan pihak kelurahan dan perusahaan, Jumat (13/9/2019) di Autis Centre.
Pelaksanaan dua siklus ini mengikuti siklus perkembangbiakan nyamuk. Sebab, selama waktu tersebut terjadi perubahan bentuk dari jentik menjadi nyamuk. Ia menuturkan pada siklus pertama dirangkai dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk serta abatisasi.
“Siklus kedua untuk mengeleminasi kalau masih ada yang tersisa dari siklus pertama,” ucapnya.
Kegiatan fogging massal ini menggandeng beberapa perusahaan di Kota Taman. Pasalnya, Diskes mengakui keterbatasan tenaga jika dilakukan secara serempak. Adapun perusahaan yang dilibatkan ialah PT Pupuk Kaltim, PT Badak NGL, PT Indominco Mandiri, PT KNI, PT KPI, PT KDM, PT KMI, PT KIE, PT BBRI, dan PT Graha Power Kaltim (GPK).
“Kalau sebelumnya itu fogging area tetapi untuk kali ini massal. Sebelumnya kami juga menggandeng perusahaan tetapi tidak semua. Kali ini kami libatkan semua,” tutur dia.
Perusahaan tersebut telah dibagi berdasarkan lokasi fogging dan jadwal pelaksanaannya. Diskes bakal tetap melakukan koordinasi dengan sejumlah perusahaan yang baru pertama kali bergabung dalam kegiatan fogging massal.
Ia berharap dalam fogging massal ini tidak ada kendala. Termasuk kebersediaan pemilik rumah untuk tidak menutup diri selama proses fogging. Diketahui fogging massal ini hanya mampu memberantas nyamuk aedes aegypti.
Sebab yang digunakan ialah asap. Alhasil dalam beberapa menit asap akan naik ke atas saat tertiup angin. Berbeda jika kandungannya menggunakan aerosol. Penyebarannya akan turun ke tanah.
Tahun ini tercatat tiga orang meninggal karena DBD. Seluruhnya tidak dapat berhasil diselamatkan oleh pihak medis setelah masuk dalam fase kritis DBD. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post