SAMARINDA – Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) sepertinya harus pikir ulang mengenai rencana berjualan ayam beku. Pasalnya, Pemkot Samarinda menginginkan agar salah satu perusda di Kota Tepian itu berjualan ayam segar di pasar.
Asisten II Sekretariat Kota (Setkot) Samarinda, Endang Liansyah mengatakan, jika PDPAU ingin membantu pemkot mengendalikan harga ayam di pasar seharusnya perusda berjualan ayam segar. “Yang benarnya itu ya jualan ayam di pasar. Sama seperti pedagang-pedagang yang lain,” kata dia, Jumat (16/11) lalu.
Menurut Endang, hal tersebut harus dilakukan karena tujuan awal terbentuknya usaha baru tersebut adalah untuk menekan harga ayam di pasar yang kerap memberatkan masyarakat. Meski tidak melarang PDPAU berjualan ayam beku, namun besar harapannya hal itu dibarengi dengan penjualan ayam segar.
“Semua kemungkinan untuk berjualan ayam di pasar itu harusnya dicoba. Kemudian dipilih mana yang lebih representatif untuk dilakukan. Kemarin kesepakatannya seperti itu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Endang, yang menjadi persoalan adalah perihal tidak lumrahnya penjualan ayam beku untuk masyarakat umum. Karena sepengetahuannya, masyarakat biasa lebih dominan membeli ayam segar jika dibandingkan ayam beku.
“Ayam beku kan biasanya hanya digunakan oleh resto-resto atau warung makan tertentu. Bukan untuk konsumsi sehari-sehari. Sedangkan target kita ini masyarakat biasa yang sering beli ayam ke pasar,” katanya.
Sementara itu, saat ini Direktur Utama PDAU Samarinda, M Fadli belum dapat banyak komentar terkait permintaan tersebut karena sedang kurang sehat. Ia hanya mengatakan, kalau permintaan pemkot itu harapan yang dititipkan kepada pihaknya itu wajar saja.
“Kalau kami berjualan ayam segar di pasar sama saja halnya dengan mematikan pedagang di sana,” ujarnya.
Sebelumnya, Fadli mengaku, sedang dalam proses penggodokan usaha baru tersebut yang ditarget akan terlaksana bulan November ini. “Kami akan berjualan ayam beku. Hal ini dinilai lebih mudah dilakukan mengingat PDPAU baru memulai usahanya,” tutur dia.
Selain itu, untuk sementara, proses jual beli ayam ini hanya akan dilakukan dengan sistem delivery. Yakni dengan menawarkan ke unit usaha menengah (UKM) dan masyarakat. Selain itu, pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan kecamatan atau kelurahan yang ada di seluruh Kota Tepian.
“Untuk penjualan ke kecamatan atau kelurahan ini akan ada jadwalnya. Jadi setiap hari jadwalnya berbeda. Kami target 1 ton atau seribu ekor ayam,” ucapnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post