SEDIKITNYA 140 pasangan mengikuti nikah massal yang digelar perdana oleh Kerukunan Keluarga Kampung Hijau di Desa Sangatta Selatan Kecamatan Sangatta Selatan.
Nikah massal berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Sangatta Selatan. Mereka yang ikut nikah massal merupakan pasangan nikah siri. Bukan pengantin baru.
Dari pantauan media ini, rata rata mereka memiliki umur 30 hingga 50 tahun keatas. Akan tetapi lebih dominan didominasi umur 50 tahunan.
Meskipun begitu semangat mereka cukup tinggi. Semua proses dilalui dengan tenang dan sabar. Ada yang tersenyum, terdiam lantaran tak percaya, ada pula yang hampir menangis lantaran menahan haru dan bahagia.
Seperti yang dirasakan pasangan Sakka Jina Bin Tuo(53) dan Siti (44). Warga Kampung tengah ini mengaku senang lantaran bisa menikah secara sah.
Sakka mengaku, sejak 1990 hingga akhir 2017 ini, ia mengaku hanya mengemban nikah siri. Berkat bantuan dari K3H serta pemerintah, akhirnya ia bisa mendapatkan status legal. Memiliki buku nikah dan KK.
“Anak saya empat sudah besar semua. Tiga sudah nikah. Cucu saya juga sudah lima. Jadi sudah lama sekali saya menyandang nikah siri. Alhamdulillah sekarang sudah legal,” ujar Sakka.
Wakil Ketua Pengadilan Agama, A. Rukip cukup mengapreasi nikah massal ini. Sebab hal ini merupakan hal yang pertama dilakukan di Kutim.
“Memang kami ada melakukan sidang isbat ini. Tetapi hanya perorangan. Kami jemput bola dikecamatan. Seperti Bengalon dan Teluk Pandan,” ujar Rukip.
Dari 140 pasangan, sidang isbat akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama 40 perkara, tahap dua 60 perkara, dan 40 tahap ke tiga.
“Banyak orang yang tidak punya buku nikah. Banyak anak tidak punya akta. Nah dengan sudang isbat ini mereka bisa melegal dan mendapatkan semuanya. Kami sangat senang sekali. Karena kesadaran masyarakat sudah tinggi,” kata Rukip.
Sementara itu, Ketua Yayasan Emi wati mengaku nikah massal ini dilakukan secara swadaya. Bahkan, mereka yang nilah massal tidak dipungut biaya sepeserpu.
“Banyak yang antusias. Pendaftar 170. Tetapi yang kami terima hanya 140 sajam karena keterbatasan anggaran. In syaa Allah program selanjutnya,” kata Emi. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: