“Intinya yang akan kami prioritaskan di Pasar Rawa Indah yang baru adalah pedagang lama sebelum kebakaran, yang masih aktif dan punya surat,” Haedar– Kepala UPTD Pasar
BONTANG – Bangunan Pasar Rawa Indah baru nantinya akan diprioritaskan untuk pedagang lama. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar, Haedar mengatakan hal tersebut mengacu pada saat peristiwa kebakaran dahulu yang terjadi pada 12 Juni 2013.
“Intinya yang akan kami prioritaskan di Pasar Rawa Indah yang baru adalah pedagang lama sebelum kebakaran, yang masih aktif dan punya surat,” kata Haedar.
Sehubungan dengan perubahan jumlah pedagang nantinya akan tetap diakomodir setelah kuota prioritas itu terpenuhi. Nantinya UPTD Pasar melakukan verifikasi data berdasarkan waktu yang tertera surat sewa lapak yang dimiliki pedagang.
“Kami mungkin ada kebijakan buat pedagang baru,” ungkapnya.
Menurutnya, jumlah lapak bangunan pasar baru terdapat 1.000 lebih, sedangkan jumlah lapak pada saat kebakaran di bawah angka 1.000. Jumlah pedagang di pasar sementara berkisar 700 orang.
Permasalahannya bisa saja satu pedagang mempunyai lebih dari satu lapak. Menanggapi hal ini, pihak UPTD Pasar akan mengambil keputusan saat bangunan baru tersebut selesai, tentunya dengan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diatasnya.
“Pedagang bisa mempunyai lebih dari 1 petak , tapi yang jelas pemerintah membangun petak ini sesuai yang terbakar dulu itu, tapi ini kan nanti berkembang, nanti kami diskusi ke pimpinan dahulu. Adapun nanti apabila ada yang tidak mendapat, pedagang apa dulu, apakah pedagang sekarang, yang kita utamakan pedagang aktif saat itu,” ujarnya.
Ia menambahkan dari jumlah pedagang pada saat kebakaran, terdapat beberapa pedagang yang izin kepadanya dikarenakan kekurangan modal untuk membuka lapaknya di pasar sementara. Ia mengapresiasi tindakan tersebut dikarenakan tidak menyewakan kepada pedagang lainnya, tetapi diserahkan kembali ke UPTD Pasar.
“Saya salut seperti itu, artinya tidak disewakan ke orang lain,” paparnya.
Dikatakannya, harga sewa lapak di Bontang sangatlah murah, jika dibandingkan dengan daerah lain di Prov Kaltim. Oleh karena itu, ia heran jika masih ada warga yang menyoroti kebijakan pemerintah daerah.
“Di Bontang tarif paling murah, jadi kalau dibilang pemerintah disini tidak berhasil, keliru itu,” tuturnya.
Ke depan, pengelolaan pasar akan diubah berdasarkan sistem teknologi yang berkembang. Salah satunya pembayaran biaya retribusi pedagang bisa langsung bekerja sama dengan perbankan dan akses masuk kendaraan akan melalui portal yang telah disediakan.
“Manajemen pasar akan meningkat, kemungkinan kami akan kerja sama dengan perbankan, siapa yang tidak membayar bulan itu kelihatan. Sistem diubah menyesuaikan perkembangan teknologi,” ujar Haedar. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: