Tidur di ruangan yang sejuk karena berpendingin memang lebih nyaman dan tidur pun cenderung lebih nyenyak karena tidak bikin gerah. Namun, bagi kesehatan, apakah tidur pakai AC itu aman?
Lingkungan yang nyaman adalah faktor penting untuk tidur nyenyak dan sehat. Anda disarankan untuk menjaga suhu kamar tidur dalam kisaran suhu sekitar 18,3 derajat Celcius.
Rekomendasi tersebut muncul karena fakta bahwa suhu tubuh turun selama tidur. Ini membuat suhu ruangan yang seju, tidak panas dan tidak terlalu dingin akan membantu Anda untuk tidur dan tidak terbangun.
Beda dengan orang dewasa, bayi membutuhkan suhu ruangan sedikit lebih tinggi, tetapi tidak terlalu tinggi agar tidak kepanasan.
Suhu yang baik untuk tidur pakai AC
Menurut National Sleep Foundation, rekomendasi suhu AC yang baik saat tidur adalah 60-67 Fahrenheit (setara dengan 15,5-19,4 derajat Celcius). Rekomendasi tersebut punya landasan ilmiah, yaitu berkaitan dengan regulasi internal suhu tubuh.
Suhu internal tubuh berubah dalam jangka waktu 24 jam (dikenal sebagai ritme sirkadian). Tubuh mulai kehilangan panas ketika mulai waktunya untuk tidur.
Temperatur ini terus menurun hingga mencapai suhu terendah, yakni sekitar jam 5 pagi.
Tubuh menurunkan suhunya dengan cara memperlebar pembuluh darah di kulit. Saat ini terjadi, mungkin tangan dan kaki akan terasa hangat. Ini disebabkan karena tubuh melepaskan panas lewat tangan dan kaki untuk menurunkan suhu inti tubuh.
Bila suhu di kamar tidur terlalu panas, atau sebaliknya, terlalu dingin, itu akan memengaruhi terhadap turunnya suhu inti tubuh. Akibatnya, kualitas tidur jadi terganggu.
Studi pada 2012 yang membuktikan bahwa suhu kamar tidur merupakan faktor penting untuk mencapai kualitas tidur yang baik.
Ada pula penelitian lainnya yang menganalisis data dari 765 ribu responden. Dari penelitian tersebut menemukan kebanyakan responden mengalami masalah pada pola tidur mereka selama musim panas.
Apakah suhu lingkungan memengaruhi kualitas tidur?
Suhu dapat berdampak pada kualitas tidur dalam berbagai cara. Bila terlalu panas, tentu tidur jadi tak nyenyak, sehingga kualitas tidur menurun. Penurunan kualitas tidur ini terjadi saat tahapan tidur rapid eye movement (REM).
Selain panas, faktor kelembapan juga dapat memengaruhi kualitas tidur. Dalam sebuah studi pada 2012, partisipan yang mengenakan baju terbuka menemukan bahwa tidur mereka lebih dipengaruhi oleh suhu yang dingin ketimbang suhu panas.
Meski demikian, kondisi partisipan adalah mereka tidak punya selimut untuk membuat mereka tetap hangat.
Dalam kondisi umum, temperatur dingin tidak akan memengaruhi siklus tidur. Namun, lebih pada menyulitkan seseorang untuk tertidur dan berdampak pada aspek kesehatan lainnya.(klikdokter/jpnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post