BONTANG – Proyek pembangunan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Selambai, Kelurahan Loktuan akhirnya berjalan pada awal 2020. Proyek tersebut molor tiga bulan, yang seharusnya sudah berjalan pada Oktober 2019 lalu.
Project Manager PT Berau Mandiri Indonesia, Natalius Ayen mengatakan pengerjaan baru dapat dilaksanakan pada 18 Januari lalu. Hal ini karena setelah melakukan tes tanah, hasilnya tidak sesuai dengan perencanaan awal. Sebab itu pihaknya harus melakukan penyelidikan tanah ulang terkait kedalaman laut di kampung pesisir tersebut untuk pemasangan pancang jembatan. Mengingat kampung tersebut berdiri di atas laut. Sehingga harus kokoh demi keamanan dan ketahanan jembatan.
“Kami tidak ingin mengambil risiko. Kami melakukan pendataan ulang, karena kami tidak ingin pembangunan ini selesai tidak sesuai ekspektasi,” ungkapnya saat dihubungi Bontangpost.id.
Selain itu, pihaknya juga merubah tiang pancang yang semula pancang biasa dirubah menjadi pancang khusus. Mengingat ini merupakan pembangunan di atas laut, sehingga menggunakan tiang pancang khusus laut yang tahan terhadap kadar air asin yang dapat membuatnya keropos.
“Yang kami punya ini permintaan khusus, tidak ready stock,” ucapnya.
Pihaknya kini sudah mulai melakukan pembongkaran jembatan, hingga pos ojek, warung dan pemindahan fasilitas lainnya baik itu jaringan listrik dan air bersih. Hal itu dilakukan setelah melakukan mediasi dengan warga sekitar.
“Sisa 56 meter yang belum di bongkar,” ujarnya.
Selanjutnya, pekan depan akan dilakukan pengerukan jalur masuk kapal untuk pemancangan. Mengingat saat ini kawasan itu dangkal sehingga menyulitkan kapal besar masuk.
“Yang di depan itu dangkal, kalau tidak didalami tidak bisa masuk ponton. Karena kita mancang dari laut,” paparnya.
Sementara, material baik itu besi dan pancang yang di ambil dari luar daerah mulai berdatangan. Sedangkan bahan yang lain akan diambil dari Bontang saja.
“Pancang itu tanggal 15 sudah ada di Loktuan, ini proses pengiriman dari Surabaya. Kalau besi sudah datang nanti malam satu rombongan,” ucapnya.
Proyek senilai Rp 18,5 miliar itu akan mengerjakan jembatan sepanjang 385 meter dengan lebar 4 meter, disertai pagar jembatan dan pembangunan landmark atau pembangunan sebuah ikon wisata.
“Di ujung itu ada landmark. Bisa dibilang pujasera, tapi lebih kecil ukuran 4×12 meter,” katanya.
Katanya, jika melihat sesuai kontrak pengerjaan sampai 9 Agustus mendatang. Sehingga agar proses dapat lebih cepat, pihaknya akan menggunakan dua alat pancang. “Secara teknis kami hitung selesai,” ujarnya.
Hingga kini, katanya tidak ada kendala yang dihadapi, masyarakat sangat mendukung pengerjaan tersebut.
Sementara itu, anggota DPRD Bontang Faisal membenarkan bahwa pengerjaan sudah mulai sejak 18 Januari lalu. Dimulai dari pembongkaran jembatan mulai dari pintu masuk kampung tersebut. Dengan menyisakan dua meter jalan untuk pengendara motor lewat.
“Kalau motor bisa lewat, untuk mobil bisa lewat jalur RT 7,” katanya.
Pria yang bermukim di kampung Selambai ini mengatakan, sangat bangga proses pemugaran kampung tersebut dapat dilaksanakan. Sehingga nantinya dapat menjadi obyek wisata di Bontang dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Akan terus saya kawal pembangunan ini,” ucapnya. (Zaenul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post