BONTANG – Polres Bontang bersama Kodim 0908/Bontang dan Pemerintah Kota Bontang melakukan sidak harga barang dan stok bahan pokok di pasar dan distributor di Bontang, Kamis (19/3/2020).
Kegiatan ini dipimpin langsung Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena dan Dandim 0908/Bontang Letkol Arm Eko Pristiono, serta perwakilan dari Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan. Inspeksi mendadak (sidak) pertama menyasar ke distributor di Jalan Sultan Syahril, kemudian ke Pasar Sementara Rawa Indah.
Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena menerangkan, kegiatan ini dilaksanakan untuk meyakinkan kepada warga, saat ini bahan pokok masih aman. Begitu pula dengan harga barang dianggap masih dapat dijangkau oleh warga Kota Taman.
“Kita juga memastikan tidak ada kegiatan penimbunan, penyimpanan dalam jumlah banyak saat kondisi seperti ini (wabah korona, Red.),” ungkapnya.
Untuk harga bahan pokok, dari pantauan di lapangan dia menilai masih dalam kondisi normal sesuai dengan harga eceran tertinggi. Hanya ada satu komoditas yang dianggap mengalami kenaikan yakni gula pasir.
“Karena pembelian tidak terlalu banyak,” katanya.
Dia mengimbau kepada pedagang untuk tidak perlu panik, serta tidak menaikkan harga terlalu tinggi dan menimbun barang.
“Jika ada yang menimbun akan kita proses sesuai dengan undang-undang perdagangan,” tegasnya.
Dia memastikan, dari informasi para pedagang saat ini, para konsumen masih membeli dengan jumlah yang normal. Tidak ada pola yang membeli dengan jumlah yang banyak.
“Kita bersyukur masyarakat Bontang tidak terpengaruh situasi di luar,” ujarnya.
Kegiatan pemantauan ini tidak akan berhenti di sini saja, melainkan para petugas akan terus mengecek situasi pasar. Jika ada bahan pokok yang kurang atau harga terlalu tinggi, pihaknya akan turun kembali.
Sementara itu Dandim 0908/Bontang, Letkol Arm Eko Pristiono mengatakan ini merupakan bentuk dukungan dari TNI/Polri terhadap pemerintah daerah untuk memantau harga pasar. Dari hasil pengecekan tersebut, dikatakan bahan pokok untuk masyarakat masih aman. Pengumpulan informasi dari pedagang, barang yang masuk ke Kota Taman hingga kini masih aman. Sedangkan data dari Dinas Perdagangan hingga akhir bulan masih aman. Para pedagang setiap minggunya masih menerima pasokan bahan pokok.
“Jadi jangan panik, sampaikan kepada masyarakat bahwa kebutuhan di Bontang masih aman. Enggak usah borong-borong, simpan uangnya,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pengembangan Dalam Negeri Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang, Dodi Rosdian membenarkan ada beberapa harga bahan pokok yang mengalami kenaikan, yaitu gula pasir yang kini mengalami lonjakan harga sebesar Rp 5 ribu, dari Rp 12.500 menjadi Rp 17-18 ribu.
Kenaikan harga yang sudah terjadi sekitar dua minggu lalu ini disebabkan para petani tebu mengalami gagal panen. Sehingga bahan baku untuk membuat gula ini sangat terbatas dan menimbulkan kelangkaan.
“Panen tebu ini terhambat atau gagal panen,” ujarnya.
Selain itu juga ada harga jahe yang sebelumnya hanya Rp 25 ribu menjadi Rp 50 ribu. Begitu pula dengan temulawak yang mencapai Rp 25 ribu dari sebelumnya Rp 15 ribu.
Hal ini diperkirakan karena kebutuhan yang meningkat. Melihat warga mulai percaya info di media sosial, bahwa kedua bahan pokok itu dapat menangkal penyakit virus korona.
“Barang-barang ini sebenarnya tidak masuk dipantau, yang dipantau itu bahan pokok dan barang penting saja,” ucapnya.
Ditambahkan Kabid Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang, Debora Kristiani menerangkan setelah melakukan survei dua kali setiap minggu di beberapa agen, stok bahan pokok aman untuk satu bulan ke depan.
“Jadi setiap perminggu dia (distributor) stok kayak telur, gula, setiap dua minggu sekali,”
Melihat stok yang masih normal normal, dia mengimbau agar warga tidak panik dengan keadaan saat ini. (Zaenul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post