Jakarta – Presiden Donald Trump memuji Greg Gianforte, anggota Kongres Amerika Serikat yang pernah dihukum enam bulan penjara akibat memukul seorang wartawan pada tahun lalu.
Dalam sebuah kampanye di Montana pada Kamis (18/10), Trump bahkan meminta warga memilih Gianforte lagi dalam pemilihan Kongres November mendatang.
Dia menggambarkan Gianforte sebagai “pemimpin Montana yang luar biasa” dan “salah satu orang yang paling dihormati di Kongres.”
“Ngomong-ngomong, jangan pernah bergulat dengannya (Gianforte),” kata Trump mengacu pada serangan yang dilakukan Gianforte kepada reporter The Guardian Ben Jacobs.
“Lelaki mana pun yang bisa membanting seseorang ke tanah-dia adalah favorit saya,” ucap Trump menambahkan seperti dikutip AFP.
Selain menerima sanksi kurungan enam bulan, saat itu Gianforte juga harus melakukan pengabdian kepada masyarakat seperti bekerja di layanan publik selama 40 jam.
Dia juga diharuskan menghadiri sesi manajemen emosional dan membayar denda sebesar US$385 (Rp5,8 juta) atas pelanggaran ringan yang memicu pencalonannya di Kongres disorot publik AS pada tahun lalu.
Serangan itu terjadi tepat di malam sebelum pemilihan Kongres berlangsung.
Trump mengatakan dia semula berpikir serangan yang dilakukan Gianforte terhadap wartawan itu mungkin mempersempit peluang menang di Kongres.
“Lalu saya berkata, ‘tunggu sebentar, aku tahu Montana sangat baik, kurasa mungkin bisa membantunya (menang)’ dan ternyata benar,” paparnya.
Sementara itu, seorang editor Guardian John Mulholland menyindir pernyataan Trump tersebut.
Mulholland menganggap pujian terhadap aksi penyerangan wartawan adalah serangan terhadap konstitusi AS.
“Merayakan serangan terhadap seorang wartawan yang hanya melakukan pekerjaannya adalah serangan terhadap Amandemen Pertama, oleh seseorang (presiden) yang telah mengambil sumpah untuk mempertahankannya,” ujar Mulholland.
Pernyataan Trump tersebut muncul di saat kasus Jamal Khashoggi tengah menjadi perhatian publik. Khashoggi, wartawan pengkritik Raja Salman, dinyatakan menghilang usai memasuki gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu.
Otoritas Turki meyakini Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung diplomatik tersebut. Tak seperti negara barat lain yang mengecam keras, AS dinilai melindungi Saudi dalam kasus ini.
Tudingan tersebut mulai berkembang setelah Trump, yang biasanya sangat cepat tersulut emosi, meminta publik untuk menerapkan asas praduga tak bersalah dalam menanggapi kasus Khashoggi.
Pernyataan itu diutarakan Trump tak lama setelah dirinya berkomunikasi dengan Raja Salman via telepon mendiskusikan masalah tersebut.
Sebelum komunikasi itu berlangsung, Trump mengancam akan menerapkan “hukuman berat” jika Saudi terbukti membunuh Khashoggi (rds/eks)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: