bontangpost.id – Karung sisa memuat kernel menumpuk di Pelabuhan Loktuan. Bukan hanya karung yang menumpuk, ada pula sisa kernel yang tak terangkut. Kondisi ini dikeluhkan. Mengingat karung sisa limbah itu dibiarkan begitu saja. Mengambil banyak ruang di bibir dermaga. Praktis kondisi ini membuat pelabuhan menjadi semrawut, kotor, dan tidak sedap dipandang mata.
Kasi Angkutan Umum Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang Welly Sakius mengatakan, hasil pemantauan pihaknya, penumpukan itu sudah terlihat sepekan terakhir. Pihaknya tak bisa menjatuhkan teguran kepada pihak terkait. Sebab berdasarkan nota kesepahaman (MoU), operator Pelabuhan Loktuan ialah PT Pelindo 4. Mereka yang lebih berwenang menyelesaikan persoalan ini.
“Tapi kami sudah sampaikan sih lewat WhatsApp kalau ada penumpukan sisa muatan kernel ini,” beber Welly ketika dihubungi bontangpost.id, Selasa (11/5/2021) sore.
Dikonfirmasi, General Manager (GM) PT Pelindo 4 Ansyhari Amin menampilk jika penumpukan karung dan sisa kernel terjadi sepekan. Pasalnya, dari hasil tinjauan terakhir, Sabtu (8/5/2021) lalu, pelabuhan masih terbilang bersih. Artinya, memang ada karung sisa kernel ditumpuk, tetapi jumlahnya tak seberapa. Pun tak mengambil banyak ruang di bibir dermaga.
“Kami lihat Sabtu lalu tidak ada penumpukan. Memang ada karung, tapi tidak banyak,” terang Ansyhari ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (11/5/2021) sore.
Dia menaksir, karung dan kernel sisa yang menumpuk di pelabuhan itu adalah hasil aktivitas bongkar muat yang terjadi Minggu (9/5/2021) malam. Dari aktivitas itu memang menghasilkan banyak karung sisa. Mengingat, kernel awalnya dibungkus menggunakan karung, lantas ketika dipindahkan dari kapal ke pelabuhan dibongkar dari pembungkusnya. Adapun kernel itu berasal dari luar Kalimantan, dengan tujuan perusahaan pengolahan CPO di Bontang Lestari.
“Hari Minggu memang ada aktivitas. Mungkin dari sana karung sisa itu,” dia menerangkan.
Lebih jauh, dalam pengelolaan Pelabuhan Loktuan, PT Pelindo 4 memang bertindak sebagai operator. Namun yang bertugas menjaga kebersihan pelabuhan adalah tanggung jawab Perusda AUJ. Perusda AUJ, menawarkan jasa kebersihan kepada Pelindo 4, dan tawaran itu diterima.
Hitung-hitungan jasa kebersihan yang dibayar Pelindo 4 ke Perusda AUJ dibayar per satuan ton. Kendati begitu, Ansyhari enggan membeber berapa yang mesti dibayar Pelindo ke Perusda AUJ per tonnya.
Terkait penumpukan sampah karung bekas di pelabuhan, ujarnya, Pelindo 4 terpaksa harus ikut bertanggung jawab. Sebab bagaimanapun, mereka yang menunjuk Perusda AUJ menjaga kebersihan pelabuhan. Bila ada persoalan, praktis Pelindo ikut terkena getahnya. Langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan ini, selain memberi teguran ke Perusda AUJ, Pelindo juga harus turun tangan langsung.
“Kami lagi yang harus turun tangan ini. Padahal mereka yang kemarin minta pekerjaan (jasa kebersihan pelabuhan),” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post