BONTANG – Pro kontra terkait vaksin Measless dan Rubella (MR) terjadi juga pada para ibu di Bontang. Banyak para orang tua yang merasa bingung, galau, dan dilema untuk menentukan pemberikan vaksin kepada anak-anaknya.
Salah satunya Galuh (41), warga Kelurahan Api-Api RT 11 ini mengatakan sebelum polemik vaksin MR heboh, dirinya sudah membawa anaknya untuk diberi vaksin MR. “Awal Agustus anak saya sudah divaksin MR di kelurahan. Saya enggak takut, biar saja, meskipun katanya haram,” jelas ibu satu anak ini, Jumat (24/8) kemarin.
Menurutnya, meski vaksin MR difatwakan haram MUI, tetapi demi kebaikan anaknya, dia tetap memberikan vaksin. Galuh sendiri sebelumnya sudah mencari referensi dari berbagai artikel yang di-share oleh tenaga medis di media sosial. “Jadi saya yakin vaksin itu untuk kebaikan anak saya,” ujarnya.
Sementara itu, Habil warga RT 26 Kelurahan Tanjung Laut Indah ini awalnya mengaku tidak takut untuk memberikan vaksin kepada anaknya. Namun semenjak adanya fatwa MUI yang menyatakan haram, dirinya sempat galau. “Tetapi penjelasan MUI kan haram namun diperbolehkan, makanya galau saya sudah mulai berkurang,” ujarnya.
Meski sudah berkurang keraguannya, Habil yang memiliki tiga anak ini belum juga memberikan vaksin MR kepada tiga anaknya. “Saya masih menunggu jadwal dari sekolah. Dari keponakan saya yang berprofesi dokter juga menyatakan aman kok vaksin MR, makanya saya tidak takut lagi,” terang dia.
Berbeda dengan keduanya, Filosofiah warga RT 04, Kelurahan Api-Api, kompleks Pondok Pesantren Hidayatullah mengaku, tidak memberikan vaksin kepada keempat anaknya. Baik itu vaksin saat masih bayi, maupun vaksin-vaksin lanjutan di usia sekolah. “Saya melihat anak orang habis divaksin malah sakit, makanya saya tidak memberikan vaksin kepada semua anak saya. Suami saya juga sependapat dengan saya,” ungkapnya.
Saat melahirkan pun dirinya memilih mendatangi bidan ketimbang rumah sakit. Karena menurutnya, jika melakukan persalinan di bidan, mereka akan meminta persetujuan sebelum memberikan vaksin kepada bayi. “Di bidan itu tidak ada paksaan. Mereka minta izin dulu kalau mau beri imunisasi,” kata dia.
Prosedur itu kata dia, sama seperti di sekolah. Ketika tim medis datang untuk memberikan vaksin, maka ada surat izin ke orang tua. “Kalau saya sudah jelas langsung menolak, anak saya tidak perlu diberi vaksin,”pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post