BONTANGPOST.ID, Bontang – Tebing sungai di Kampung Masdarling, RT 26, Jalan Bukit Pasir, yang berbatasan dengan Kelurahan Telihan dan Kanaan, terus terkikis arus air. Warga meminta pemerintah melakukan penanganan permanen, bukan hanya mitigasi sementara.
Awalnya, aliran tersebut hanyalah parit kecil untuk sawit. Namun sejak Juni 2024, parit diubah menjadi jalur sungai baru dalam proyek Penyediaan Air Baku Kota Bontang. Sayangnya, dinding tebing tidak diperkuat sehingga terjadi erosi. Kini, lebar sungai melebar hingga 16 meter.
Econ (37), warga setempat, menuturkan rumahnya kini hanya berjarak 1,5 meter dari bibir tebing. Ia khawatir rumahnya akan ikut tergerus.
“Saya berharap pemerintah memberi perhatian serius. Di tengah kota bisa dibuat turap, seharusnya kami di pinggiran juga bisa,” ujarnya, Sabtu (6/9/2025).
Sebelumnya, proyek sempat melakukan mitigasi dengan memasang kayu penahan sepanjang 12 meter, namun roboh saat debit air tinggi. Dilanjutkan dengan bronjong kawat berisi batu setinggi 2 meter, tapi tetap tidak cukup menahan derasnya arus.
“Kalau tidak ada penimbunan di belakang dinding, percuma. Air tetap mengikis,” tambah Econ.
Erosi sudah memakan akses jalan dan dua kapling tanah milik warga Telihan dan Satimpo. Proyek yang dikerjakan PT Bumi Lansinrang ini menggunakan anggaran APBD Provinsi Kaltim 2024 senilai Rp12 miliar. (Dwi Kurniawan Nugroho)






