BONTANG – Penyebaran difteri telah meluas. Setelah beberapa tempat seperti Jakarta dan Yogyakarta, penyakit yang dihasilkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae ini membuat bayi berumur 18 bulan harus dirawat di ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamah Husada akibat suspect difteri.
Plt Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Bahauddin mengatakan, diduga penderita terkena setelah melakukan perjalanan dari Samarinda dan Tenggarong beberapa waktu lalu. Bayi tersebut mengalami keluhan seperti demam kendati suhunya tidak terlalu tinggi, nyeri menelan, nyeri di tenggorokan, hingga sampai suara serak, dan pada pemeriksaan klinis ditemukan “membran” di dalam tenggorakannya.
“Iya ada suspect difteri dari RS PKT kemudian dirujuk ke RSUD,” kata Bahauddin kepada Bontang Post, kemarin (23/12).
Dinkes-KB dan RSUD telah melakukan penanganan terhadap pasien sesuai dengan protap. Saat ini, pihak medis sedang menunggu hasil pemeriksaan tenggorokan dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. “Hasil tersebut baru bisa diterima dua pekan mendatang,” tambahnya.
Selain itu, langkah cepat juga dilakukan Diskes-KB dengan memesan anti-difteri serum (ADS) dari Palangkaraya. Kabarnya, vaksin tersebut saat ini dalam perjalanan menuju Bontang. “Sambil menunggu hasil laboratorium, kami juga menunggu ADS, begitu datang serumnya langsung kami berikan kepada anak tersebut,” paparnya.
Kondisi pasien tersebut kini sangat stabil. Kendati demikian pihak medis tetap memantau terus perkembangannya.
Bahauddin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak resah dengan peristiwa ini. Ia berharap agar kebersihan tetap dijaga, menghindari sementara perjalanan ke daerah-daerah yang sedang mengalami kejadian luar biasa (KLB) difteri. Selain itu, agar waspada jikalau melakukan kontak langsung terhadap beberapa orang yang diduga menderita penyakit ini.
“Karena penyakit ini tergolong sangat menular. Mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan sudah ada gejala seperti itu langsung saja datang ke rumah sakit atau puskesmas. Jangan panik atau resah,” imbaunya.
Penyakit ini sangat rentan apabila terkena kepada orang yang belum melakukan imunisasi lengkap. Oleh karena itu, ia meminta kepada orang tua agar membawa anaknya untuk melakukan imunisasi apabila belum lengkap. Kendati tidak menutup kemungkinan terkena kepada orang dewasa apabila tertular.
Sebelumnya, Diskes-KB telah melakukan sosialisasi menggandeng pihak kelurahan, kecamatan, dan sekolah terkait wabah ini. Tak hanya itu, Diskes-KB juga telah melakukan koordinasi kepada Faskes, Puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Bontang guna meningkatkan kewaspadaan. Dengan jalan memperdalam anamnesa dan pemeriksaan klinis apabila menemukan gejala yang mirip penyakit difteri ini. “Kami melakukan koordinasi bersama-sama untuk menangani ini secara serius,” tukasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: