SAMARINDA – Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim memastikan pembangunan Pelabuhan Maloy di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kipi Maloy, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur (Kutim) akan rampung di awal 2019. Pelabuhan serbaguna tersebut sengaja dipercepat untuk melayani proses ekspor produk di Benua Etam.
Kepala Dishub Kaltim, Salman Lumoindong menuturkan, tahun 2018 akan menjadi akhir pembangunan dermaga tersebut. Karena tahun sebelumnya, pembangunan dermaga baru rampung satu segmen.
“Tahun ini akan diselesaikan satu segmen di bagian kanan. Kemarin yang baru selesai itu segmen kiri. Jadi awal 2019 sudah bisa dipakai sementara. Fungsional saja penggunaannya. Karena nanti ada tambahan beberapa segmen lagi,” ungkap Salman, Ahad (3/6) kemarin.
Dia menyebut, pelabuhan tersebut terdiri dari enam segmen. Karenanya, sebagian segmen akan diselesaikan di tahun 2019. Menurutnya, penyelesaian dua segmen tersebut supaya pelabuhan dapat segera difungsikan.
“Yang sudah dibangun itu dulu yang difungsikan. Dua segmen. Kalaupun ada kebutuhan yang mendesak, bisa dipergunakan. Karena jalan pendekat dermaga itu sudah selesai tahun ini,” katanya.
Berbeda dengan pelabuhan yang sebagian pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), perbaikan jalan pendekat yang menghubungkan pelabuhan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim.
Tahun ini, perbaikan jalan pendekat pelabuhan dianggarkan secara bertahap. Pada tahapan pertama, pemerintah menganggarkan Rp 232 juta. Kemudian ditahapan berikutnya secara beruntun Rp 291 juta, triwulan ketiga Rp 464 juta, dan triwulan keempat sebesar Rp 46 juta. Keseluruhan anggaran perbaikan jalan pendekat pelabuhan mencapai Rp 1 miliar.
“Itu anggaran untuk tambahan dan perbaikan jalan pendekat saja. Jalan menuju dermaga. Sebagai penghubung dermaga. Kami selesaikan akhir tahun ini. Supaya dari darat ke dermaga sudah bisa nyambung,” ujarnya.
Pelabuhan Maloy memiliki fungsi utama untuk mengangkut crude palm oil (CPO). Total investasi mencapai Rp 284 miliar. Dengan rincian dari APBN Rp 163 miliar dan APBD Kaltim senilai Rp 121 miliar
Saat ini telah terbangun terminal CPO sepanjang 700 meter dan badan jalan sepanjang 750 meter berupa tanah. Tahun lalu, jalan tersebut masih dalam tahap kelanjutan pembangunan. Sehingga ditargetkan rampung tahun ini.
“Jadi untuk kekurangannya saja yang diperbaiki tahun ini. Tahun lalu sudah kami selesaikan. Masih kurang sedikit. Tahun ini kami sambung,” ungkapnya.
Dia menyebut, keberadaan Pelabuhan Maloy sangat penting untuk ekspor CPO. Namun tidak menutup kemungkinan pelabuhan tersebut digunakan untuk kegiatan ekspor produk lokal lainnya.
“Pelabuhan Maloy lama itu sangat sempit. Artinya dengan adanya pelabuhan baru ini, bisa digunakan untuk ekspor produk selain CPO. Dermaga ini kami rancang supaya bisa jadi serbaguna,” tutupnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post