bontangpost.id – Kasus Covid-19 terus merangkak naik. Tiap hari, ratusan orang terkonfirmasi positif. Namun, pembatasan transportasi, baik laut, udara, maupun darat belum dilakukan. Pemerintah daerah masih menunggu arahan pusat. Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi meminta masyarakat tidak terlampau panik, sepanjang tetap menerapkan protokol kesehatan di mana pun beraktivitas.
“Kasus kematian tidak setinggi seperti kasus Delta. Masyarakat hendaknya tetap tenang, tetap (menjalankan) prokes (protokol kesehatan), dan rajin berolahraga,” kata Hadi.
Menurutnya, pembatasan keberangkatan melalui semua jalur transportasi, termasuk penerbangan menjadi kewenangan pemerintah pusat. Termasuk kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), juga kewenangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya mengirimkan laporan dan pusat yang akan menentukan. Sejauh ini, Kaltim belum masuk PPKM Level 3.
Hadi mengatakan, sepanjang masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan, maka penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan. Namun, tambahan kasus kali ini terbilang cepat.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers menyampaikan, puncak lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan varian Omicron terjadi tak sampai sebulan lagi. Saat puncak kasus memang lebih cepat karena dibandingkan varian Delta, penularan Omicron lebih cepat. Di sisi lain, hal ini juga berimbas pada jumlah kasus yang diperkirakan 3 kali atau 6 kali lebih tinggi.
“Melihat tren peningkatan, prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron,” katanya.
Dia, meminta agar masyarakat yang memenuhi syarat agar segera mendapatkan vaksin. Jika sudah dua dosis, maka bisa vaksin booster. Saat ini, untuk dosis pertama, sudah 93,7 persen. Sedangkan, dosis kedua 72,24 persen. Namun, dosis ketiga atau booster baru 3,83 persen. Pemerintah pun tengah mengembangkan vaksin Merah Putih, yang kini mulai memasuki tahapan uji klinis. Vaksin besutan Universitas Airlangga, PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo itu, telah menjalani uji klinis tahap pertama pada Rabu (9/2).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin Merah Putih diproyeksikan selain sebagai booster dan vaksin anak, juga sebagai vaksin donasi internasional. Diharapkan vaksin Merah Putih dapat menembus negara dengan populasi agama Islam. ”Presiden bersedia menggunakan ini sebagai vaksin donasi dari Republik Indonesia khususnya sebagai ketua G20 ke negara-negara lain yang membutuhkan,” katanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Menkes Budi menegaskan, setelah proses uji klinik, vaksin Merah Putih harus sesegera mungkin menempuh proses registrasi skala global.
”Sebelum diedarkan secara internasional, vaksin Merah Putih harus terlebih dahulu melakukan proses registrasi di World Health Organization (WHO), dan mendapatkan listing internasional,” ucapnya. (riz/k16)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post