bontangpost.id – Sebuah pesan WhatsApp masuk ke ponsel JS, Ahad (3/7/2022) dinihari. Karena sudah terlelap, JS baru membaca pesan itu pada pagi hari, sekira pukul 05.00 Wita.
Rupanya, pesan tersebut berasal dari Az (57), tetangganya di sebuah kompleks perumahan di Balikpapan Selatan. Isinya, Az meminta bantuan untuk mengurus jenazah.
Membaca pesan itu, JS bergegas mandi. Pada pukul 06.00 Wita, dia mendatangi rumah Az, yang berjarak sekira 50 meter dari kediamannya.
“Saya ketuk pintunya, Az tidak menjawab. Saya lalu menunggu, sekira 10 menit kemudian Az membuka pintu,” kata JS ditemui media ini di rumahnya, Kamis (14/7/2022) sore.
Pernikahan antara Az dan korban diakui JS cukup janggal karena tak diketahui RT. Az merupakan duda berusia sekitar 60 tahun yang pernah tiga kali menikah. Sementara korban, yang diklaim Az berusia 16 tahun lebih, disebut JS lebih pas jika disebut anak berusia 12-13 tahun.
Karena yakin korban masih di bawah umur, JS lalu menyarankan Az mengurus jenazah korban di rumah orangtuanya, yang masih berada di kawasan Balikpapan Selatan. Namun Az mengaku rumah orangtua korban masih berupa hutan dan airnya tak layak.
Mendapat kabar kematian korban, JS juga menghubungi Babinsa dan perangkat kelurahan. “Saya minta tolong menyelidiki keberadaan orangtua korban,” kata JS.
Pada Ahad malam, lima orang anggota kepolisian, mendatangi rumah Az dan melakukan pemeriksaan. Setelah dimintai keterangan aparat, Az yang merupakan pensiunan bank pelat merah ini lantas digelandang ke Polresta Balikpapan. “Saat dimintai keterangan, dia memang berbelit-belit,” katanya.
Selain menangkap Az, polisi, sebut JS juga menangkap AB, ayah tiri korban yang tinggal di kawasan Balikpapan Selatan.
JS juga mendapat informasi bahwa korban kemungkinan besar meninggal sebelum tiba di rumah sakit. “Selasa (5/7) korban baru dimakamkan setelah menjalani autopsi di rumah sakit,” katanya.
Belakangan dugaan kekerasan seksual kepada korban kian menguat. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan di rumah sakit yang menemukan sejumlah kejanggalan. Seperti luka pada dubur, kemaluan dan sekujur tubuh. Temuan barang bukti berupa alat bantu seks dari kayu, obat kuat hingga pelumas di kamar Az juga mengindikasikan ada kekerasan seksual yang dialami korban.
JS mengatakan, kondisi kamar jauh dari kesan manusiawi dan tidak umum. Bau menyengat langsung tercium saat kamar dibuka seperti bau kencing dan busuk. Kamar dengan ukuran tak lebih dari 2×3 meter itu, disebut JS juga sangat jorok. Bahkan, di dalam kamar mandi ditemukan sebuah CCTV.
JS bilang, beberapa hari sebelum meninggal, warga sekitar beberapa kali memergoki Az membopong tubuh korban dari dalam mobil dan dibawa masuk ke dalam rumah. Terkadang sebaliknya, Az membopong tubuh korban ke dalam mobil.
Lantaran sangat tertutup, warga diakui JS tak banyak tahu keseharian Az. Yang jelas, Az memang dikenal tak ramah dengan tetangga. Dengan istri terakhir, Az disebut JS kerap terlibat pertengkaran hebat sebelum akhirnya berpisah, setahun terakhir.
Bahkan, sang mantan istri ketiga Az diduga sudah mengetahui kelainan yang diderita mantan suaminya. Sebab, beberapa kali Az mengirim foto sedang bersama anak kecil di dalam mobil. “Sebagian warga curiga anak yang dibawa ke rumah bukan satu ini saja. Tapi ganti-ganti,” kata JS.
Sementara korban, baru sebulan terakhir kerap dibawa Az ke rumahnya. Biasanya, korban dibawa masuk ke rumah pada malam hari dan dibawa keluar pada pagi atau siang hari.
“Mungkin dijemput dari rumah orangtuanya malam hari. Kalau pagi dikembalikan. Yang jelas memang korban ini tak pernah seharian di rumah bersama Az,” kata dia.
Kepada media ini, JS sempat menunjukkan tiga lembar kertas yang diduga berita acara pernikahan antara Az dan korban. Di kertas tersebut, tertulis Az dan korban menikah pada 6 Mei 2022 pagi. Pernikahan keduanya dihadiri oleh penghulu, ibu korban, FR dan bapak angkat korban AB, serta sejumlah saksi.
Kapolresta Balikpapan Kombes V Thirdy Hadmiarso membenarkan pihaknya tengah menangani kasus dugaan kekerasaan seksual hingga menyebabkan korban meninggal. Polisi juga sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini. “Sudah kami tahan tersangkanya, mereka ini punya peran masing-masing,” singkat Thirdy. (hul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post