bontangpost.id – Banyaknya jumlah kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Taman pada Januari mendapat sorotan legislator.
Wakil Ketua DPRD Agus Haris meminta pemkot mengambil langkah sigap untuk menekan angka penderita maupun kematian akibat DBD.
Salah satu yang dipandang perlu ialah mengeluarkan kebijakan untuk pemberian vaksin dengue terhadap anak-anak. Langkah ini sedang dilaksanakan di Balikpapan.
“Saya pikir pemberian vaksin ini perlu untuk mencegah lonjakan kasus penderita dan kematia DBD,” kata wakil rakyat yang akrab disapa AH ini.
Menurutnya skema ini sembari menunggu keberhasilan dari wolbachia. Mengingat evaluasi terhadap efektivitas wolbachia baru bisa terlihat setelah satu tahun pasca pelepasan ember telur. Apalagi dewan sudah mendapatkan informasi dari Dinas Kesehatan Kaltim terkait penggunaan dua skema ini tidak saling berdampak.
“Jadi efektivitas vaksin ini tiga tahun sementara menunggu wolbachia maka bisa itu diterapkan (vaksin dengue),” ucapnya.
AH menjelaskan skema ini tergantung kebijaksanaan kepala daerah dengan OPD terkait. Ia pun meminta Diskes Bontang untuk berkoordinasi dengan Diskes Kaltim. Vaksin berisi virus dengue tetravalen yang telah dilemahkan.
Tetravalen artinya vaksin tersebut dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap 4 tipe virus dengue yang beredar, yaitu virus dengue serotipe 1–4. Vaksin ini telah mendapatkan izin edar di beberapa negara endemik demam berdarah.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan menyatakan tidak mungkin menjalankan dua program sekaligus. Sebab tidak diketahui nanti keberhasilan apakan karena vaksin atau Wolbachia.
“Apalagi pilot project vaksin dengue hanya di Balikpapan,” terang Fungsional Epidemiologi Muda Diskes Bontang, Nur Ilham.
Memang dulu ada sempat wacana untuk melakukan vaksin dengue. Tetapi rencana itu mengemuka sebelum menjadi pilot project Wolbachia. Oleh sebab itu, Diskes akan menunggu progres keberhasilan Wolbachia terlebih dahulu.
Diketahui, angka kasus DBD di Bontang pada Januari mencapai 65. Kasus kematian pun telah pecah telur. Jumlah ini mendekati pola maksimal kurun lima tahun belakangan. Tepatnya di 2019 ksus DBD di Januari mencapai 74. Dari angka itu Berebas Tengah merupakan kelurahan dengan jumlah tertinggi kasusnya yakni 22 penderita.
Memasuki Februari masyarakat tetap diminta waspada. Pasalnya berdasarkan tren kasus, selisih angkanya tidak jauh beda dengan Januari. Bahkan dalam waktu dekat Dinas Kesehatan akan menerbitkan surat edaran ke masyarakat. Surat ini ditujukan kepada kelurahan, sekolah, dan tokoh masyarakat. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post