Dimana ada tekad dan kemauan, maka di situ ada jalan. Pepatah ini laik disematkan kepada sosok lelaki bernama Armunanto Somalinggi. Hanya bermodal sebuah buku, Armunanto menitik karir di dunia perhotelan, hingga sekarang dipercaya menjadi General Manager (GM) Grand Kartika Hotel Samarinda.
DIRHAN, Samarinda.
PERJALANAN panjang pria kelahiran Palu, 23 Juli 1976 silam ini berawal ketika dirinya mendapatkan proyek pemasangan jaringan di salah satu hotel berbintang di Samarinda pada 2006. Kala itu, Armunanto diminta oleh GM hotel tempat dia mengerjakan untuk bekerja di tempat tersebut.
“Awalnya saya terjun ke dunia perhotelan ini tidak sengaja. Sebagai orang dari latar belakang teknik informatika (IT), saya sempat menolak tawaran bekerja di hotel ketika itu,” tutur pria yang karib disapa Anto ini.
Mendapatkan penolakan, GM hotel lantas meminta Anto kembali mempertimbangkan tawarannya. Serta tidak terburu-buru mengambil keputusan. Sebuah buku berjudul manajemen perhotelan disodorkan GM tersebut untuk meyakinkan Anto.
“Karena terus diminta, saya bilang minta waktu. Saat itulah saya disodorkan sebuah buku manajemen perhotelan,” katanya.
Ketika itu, bapak dua anak ini diberikan waktu sekitar dua minggu untuk mempertimbangkan sekaligus mempelajari buku yang diberikan kepadanya. Sebagai lelaki yang gemar membaca, tidak butuh waktu lama bagi Anto menghabiskan buku setebal 400 lebih lembar tersebut.
“Karena saya pengin tahu itu dunia perhotelan, saya semangat membacanya. Kadang saya begadang sampai pagi hanya untuk membacanya,” ujarnya.
Nah, dari perkenalan dengan buku itulah Anto mulai tertarik dengan dunia pelayanan perhotelan. Bahkan dari buku itulah, kepercayaan dan mental Anto untuk memutar haluan kerja dimulai.
“Setelah membaca itu itu, saya sampaikan ke GM hotelnya. Oke pak, saya bersedia bekerja. Ketika itu saya ditempatkan di resepsionis,” tuturnya membagi cerita dengan Metro Samarinda.
Namun sebelum berhijrah ke dunia perhotelan, Anto sebelumnya tercatat sebagai asisten dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
“Karena banyak acara di hotel, kegiatan saya mengajar mulai berkurang. Apalagi saat itu hotelnya baru, jadi harus di set up dari awal,” ucapnya.
Anto sendiri tidak begitu lama bekerja di resepsionis. Hanya sekitar tiga bulan sebelum dipercayakan sebagai supervisor di hotel yang sama. Ibarat gayung bersambut, setelah menduduki jabatan tersebut selama dua tahun, Anto kembali mendapatkan tawaran sebagai front office manager di sebuah hotel.
Kesempatan itu tidak disia-siakan. Selain untuk menambah pengalaman, jabatan ini sekaligus sebagai langkah awal bagi Anto dalam menitik jenjang karir di dunia perhotelan. Karena di sini Anto akan belajar bagaimana mengelola hotel.
“Tapi jabatan itu juga enggak lama. Karena ada kebutuhan di hotel itu, saya dipindah jadi sales manager. Cukup lama saya di situ, sekitar 6 tahun,” beber suami dari Stefani Nesias Rini ini.
Karir Anto di dunia perhotelan terbilang moncer. Hal itu tidak lepas dari kerja keras dan keberhasilannya dalam menjalankan setiap tugas yang jadi tanggung jawabnya. Tidak heran, sebuah tawaran untuk menjadi GM di sebuah hotel melati.
“Semula saya tidak pede. Takut tidak mampu. Tapi saat itu saya memegang sebuah pepatah, kita tidak akan tau kalau kita tidak mencoba. Ya, kepalang tanggung lah, ya sudah, saya terima tawaran itu,” ucapnya.
Jabatan inipun juga terbilang tidak lama. Hanya sekitar setahun. Ketika itu, Hotel Grand Kartika yang kini dipimpin Anto sedang melakukan perekrutan jabatan GM. Merasa ada kesempatan, Anto lantas mencoba-coba mengajukan diri.
Selang beberapa hari kemudian, Anto kemudian disuruh presentasi oleh owner Grand Kartika. Semua akar dan ilmu perhotelan yang selama ini telah dimiliki Anto dikeluarkan.
“Saya diminta presentasi sama owner-nya. Ternyata saat itu cukup banyak yang melamar. Nah, seminggu setelah presentasi, saya ditelpon owner-nya. Saya ditunjuk jadi GM dan langsung disuruh bekerja esok harinya,” jelas anak ke-5 dari 7 bersaudara tersebut.
Alumni Universitas Gunadarma Jakarta ini mengaku, ketika awal masuk di GK, kondisinya ketika itu masih dalam proses pembangunan. Mulai dari perekrutan karyawan, dekorasi kamar, sampai kepada hal terkecil seperti sabun mandi semua diurusnya. “Semua kebutuhan hotel saya urus,” tegasnya.
Sejak bergeluti di dunia perhotelan, Anto suka bergabung dengan para GM perhotelan. Dari situ lelaki yang gemar gowes ini banyak mendapatkan jaringan dan ilmu dalam mengelola hotel.
“Saya juga enggak tahu kenapa bisa dekat dengan para GM, saya terkadang bingung sendiri. Waktu saya masih jadi sales manager, GM saya dulu selalu menyuruh saya jika ada undangan dan sebagainya. Saya sih saat itu oke-oke aja,” katanya.
Namun demikian, ibarat kata, jalan kesuksesan tidak selalu mulus. Terkadang ada hambatan dan rintangan yang terlebih dahulu dilalui. Hal itupun dirasakan buah hati dari pasangan Lodewik Somalinggi dan (alm) Augustina ini.
Anto mengenang, semasa dirinya masih menjadi supervisor di salah satu hotel di Samarinda. Dirinya pernah dilempar uang. Kejadian itu bermula, ketika resepsionis hotel tempat dirinya salah menghitung pembayaran tamu, dan ketika itu lupa ditagihkan.
Tidak ingin anak buahnya sampai menganti atau nombok, Anto kemudian memutuskan mengejar tamu dimaksud ke areal parkir hotel. “Saya ngomong baik-baik. Saya sampaikan jika ada kekurangan bayarannya. Orang itu bilang, loh, sudah saya bayar tadi. Kemudian saya tunjukan, ini bill-nya. Masih kurang sehari. Kenapa tidak dari tadi, katanya. Enggak tahu kalau saya buru-buru. Nah, kemudian saya langsung dilempari uang,” beber Anto.
Mendapatkan perlakuan demikian, selayaknya syair lagu, perasaan alumni SMA Negeri 6 Makassar ini “tersayat-sayat”. Bahkan kekecewaan dan rasa malu tidak bisa dilukiskan dengan pena kata-kata. “Seumur-umur, baru kali itu saya diperlukan kayak itu. Dihina dan dipermalukan dengan cara yang begitu, perasaan saya benar-benar berkecamuk,” tuturnya mengeleng kepala seraya mengusap dada.
Meski begitu, Anto tahu dan paham benar bahwa itu menjadi konsekuensi dan risiko dari pekerjaan yang dia jalani. Tidak ingin hal itu kembali terulang, Anto menyampaikan peristiwa yang dialaminya kepada para karyawan hotel.
“Saat saya ceritakan, mereka kemudian langsung menangis. Saya bilang, kalian tidak perlu menangis. Ini pelajaran supaya kalian lebih berhati-hati,” ucapnya mengenang.
Kejadian demi kejadian itu, menempa mental lelaki yang hobi bermain badminton ini untuk belajar dan terus belajar dalam menyajikan pelayanan yang terbaik bagi tamu. Terutama dalam mengelola perhotelan. (bersambung)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post