BONTANG – Merasa permohonan kurang mendapat respon dari pemkot Bontang, warga RT 01 dan 07 Kelurahan Bontang Baru melakukan aksi perbaikan gorong-gorong secara swadaya. Sekretaris tim perbaikan, Mohammad Nasir mengatakan, kondisi gorong-gorong yang berlubang besar dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 80 cm itu mengancam keselamatan jiwa pengendara. Terlebih, akses jalan tersebut sering dilalui pengguna jalan, baik roda dua ataupun roda empat. “Ini sangat membahayakan pengguna jalan. Makanya saya mengajak warga untuk membetulkan gorong-gorong ini secara swadaya,” katanya.
Lubang besar tersebut sebelumnya mengakibatkan timbulnya delapan korban mulai dari truk pengangkut pasir hingga pengendara perempuan di lokasi tersebut. Pasalya, apabila hujan turun maka lubang itu tertutup air yang meluap. Hal itu menyebabkan pengendara terjatuh . “Sudah ada korbannya 8 orang ini, termasuk istri saya. Ya kami lakukan perbaikan saja,” kata Nasir.
Jalan ini merupakan akses warga di mana dapat terhubung dengan Jalan Parikesit dan Jalan Awang Long, rusak sejak tahun 2015. Pada tahun yang sama, warga mengajukan permintaan perbaikan melalui musyawarah perencanaan dan pembangunan (Musrenbang).
“Tapi sudah ditunggu tidak dilakukan perbaikan juga. Waktu itu kami minta desain dari Dinas PUPRK,” tambahnya.
Hal tersebut membuat warga langsung menyerahkan proposal pengajuan perbaikan kepada wali kota. Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil dikarenakan pengajuan tersebut dikembalikan dengan alasan tidak ada dana untuk pengerjaan.
Sontak, warga kedua RT tersebut mulai mengambil langkah dengan mengumpulkan dana swadaya sejak 30 November lalu. Hingga kemarin, dana yang terkumpul mencapai Rp 15.690.000.
Jumlah ini dirasa belum cukup mengingat total kebutuhan pengerjaan mencapai Rp 30 juta. Saat ini, timbul kegelisahan warga terkait kekurangan dana.
“Tetapi kami sambil berjalan mengingat sudah menyerahkan down payment dengan pekerja sebesar Rp 10 juta. Warga bingung seperti apa sisanya ini,” ungkap pria yang merupakan warga RT 01, Kelurahan Bontang Baru ini.
Pria lulusan SMAN 2 Bontang ini mengungkapkan pengerjaan sendiri tidak menarik untung yang besar melalui proyek ini. Nominal itu hanya untuk digunakan menggaji karyawan dan pembelian material seperti box culvert yang bisa menutup aliran sungai saat pasang.
“Termasuk pekerja ikut menyumbang karena tidak ambil untung sedikitpun,” paparnya.
Ia berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah sehubungan dengan pengerjaan ini. Menurutnya, dengan bantuan tersebut untuk mempermudah akses yang saat ini mengalami pengalihan ke jalan lain. Padahal, sebelumnya merupakan akses utama warga.
Kerusakan ini terjadi diduga akibat pengerjaan gedung sekolah SMAN 1 Bontang dan Stitek dikarenakan sebagai jalur alat berat melintas. Pihak warga telah meminta pertanggungjawaban pihak terkait saat itu. “Namun, setelah bangunan sekolah itu berdiri, pekerja meninggalkan begitu saja kewajiban yang telah disepakati,” tukasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: