SAMARINDA – Tahun lalu, penumpang dan wisatawan di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan mengalami penurunan drastis ketimbang tahun 2016. Sebabnya, perekonomian Indonesia tidak terlalu bergairah. Selain itu, masalah akses jalan dan pelayanan juga menjadi penyebab merosotnya pengunjung di bandara tersebut
Pada 2017 lalu, pengunjung di bandara Balikpapan yang berencana berwisata di Kaltim hanya sekira 9 persen. Lebih rendah dibanding kunjungan bisnis yang mencapai 13 persen. Sedangkan pengunjung mayoritas masih didominasi keluarga sebanyak 53 persen.
“Setiap hari pengunjung di bandara Balikapapan itu 20 ribu orang. Kami ingin meningkatkan pengunjung yang tujuan wisata, supaya bisa mendorong peningkatan wisatawan di Kaltim,” ungkap Direktur Komersial dan Pelayanan PT Angkasa Pura, Devy W Sunarji, Kamis (1/3) kemarin.
Peningkatan jumlah wisawatan melalui bandara tersebut, lanjut Devy, dapat dilakukan dengan melibatkan semua unsur. Antara lain, pemerintah, pengelola, swasta, dan awak media. Salah satu strategi yang bisa dilakukan yakni dengan publikasi secara terus menerus.
“Kami akan coba selenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pemerintah, pengelola, dan awak media. Dari FGD ini, mudah-mudahan didapatkan beragam solusi untuk peningkatan tourism di Kaltim,” katanya.
Selain itu, PT AP akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Pasalnya, peran pemerintah sangat strategis dalam mendorong peningkatan tourism di Benua Etam.
“Saya kira tanpa dukungan dari pemerintah tidak mungkin pengunjung akan meningkat. Maka dari itu, kami upayakan agar pemerintah terlibat aktif,” ucapnya.
Senada, Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak mengatakan, peningkatan jumlah pengunjung dan wisatawan di Benua Etam harus dilakukan dengan kolaborasi semua unsur, baik pemerintah kota, provinsi, maupun pengelola bandara.
“Hotel, restoran, dan maskapai penerbangan juga harus terlibat. Mereka harus benar-benar memiliki komitmen dengan memberikan pelayanan terbaik,” katanya.
Sedangkan tugas utama pemerintah provinsi, lanjut Awang, membangun infrastruktur jalan agar seluruh daerah di Kaltim terkoneksi dengan baik. Selama ini pengunjung atau wisatawan lebih banyak terkonsentrasi di Samarinda, Balikpapan, dan Berau.
“Itu karena masalah infrastruktur jalan di Kaltim yang belum tersambung semua. Saya berkomitmen untuk membangun konektivitas jalan, supaya ke depan wisatawan di Kaltim semakin meningkat,” ujarnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: