SANGATTA – Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) keempat pasangan calon (paslon) yang bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim, tergolong sangat terlambat. Baru satu titik di Kutai Timur (Kutim) APK yang dipasang hingga Kamis (22/3) kemarin. Padahal, masa kampanye sudah dimulai sejak beberapa minggu lalu.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kutim, Andi Yusri mengatakan lima titik pemasangan alat peraga telah ditetapkan sejak lama. Namun baru dapat dilakukan di satu tempat saja. Pasalnya APK yang didistribusikan KPU provinsi hanya satu set, yang berisi empat spanduk milik masing-masing pasangan calon.
“Di Kutim baru satu alat peraga yang dipasang, tepatnya di simpang empat jalan Yos Sudarso 2 Sangatta Utara. Alat peraga tersebut belum bisa dipajang di empat lokasi lainnya. Walaupun tempat sudah disediakan, namun hanya satu APK yang diterima KPU kabupaten,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/3).
Pemasangan alat peraga berukuran 4X7 meter tersebut difasilitasi oleh KPU. Menurut Andi, pemasangan APK sepanjang 16 meter tersebut terus didampinginya. Karena hal itu merupakan salah satu tanggung jawab dalam pengawasan Panwas.
“Kami akan terus lakukan pemantauan. Hal tersebut sangat penting dalam pengawasan,” tuturnya.
Dirinya mengaku tidak mengetahui alasan belum didistribusikannya beberapa spanduk lain. Menurutnya jika paslon ingin mencetak APK masing-masing, diperbolehkan dengan beberapa syarat.
“Karena minimnya spanduk di Kutim, paslon diizinkan untuk mencetak tujuh APK lain. Yang penting tidak menyalahi ukuran dan jumlah yang sudah ditentukan. Kemudian desainnya pun harus mengikuti yang sudah disepakati. Selain itu, pemasangan alat peraga harus dikoordinasikan kepada KPU dan panwaslu,” ungkapnya.
Dia mengatakan belum dapat memastikan, kapan datangnya APK dari provinsi ke kabupaten. Yang jelas jika alat peraga milik tim sukses pasangan calon masing-masing, mereka harus memasangnya di tempat yang benar.
“Saya rasa tim pemenangan sudah memahami aturan pemasangan, bahwa tidak diizinkan di lingkungan sekolah, tempat ibadah, maupun kantor pemerintahan. Jadi mereka hanya dapat memasang di tempat khusus, seperti lapangan kosong atau di posko mereka sendiri,” jelasnya.
Tim pemasang APK, Imam menjelaskan beberapa kendala dalam pemasangannya kerap dialami. Untuk meminimalkan kendala tersebut ia meminta agar dibantu dalam pengamanan. Baginya hal tersebut rentan membahayakan diri.
“Rencana kedepan kan masih ada empat titik, seperti disimpang tiga telkom, jalan inpres, jalan pendidikan dan jalan patung burung. Semuanya di pinggir jalan, menurut pengalaman hari ini banyaknya kendaraan lalu lalang menjadi penghambat. Kami berharap ada tim yang membantu dalam pengamanan,” tutupnya. (*/lel)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: