SAMARINDA – Sebagai daerah dengan penduduk mayoritas muslim, Kaltim akan menghadapi permintaan ikan yang meningkat tajam di Ramadan. Pada 10 hari menjelang ibadah puasa tahunan umat Islam tersebut, pasokan ikan di sejumlah pasar di Samarinda terpantau stabil.
Penjual ikan di Pasar Segiri Samarinda, Ibrahim (23) mengaku stabilnya pasokan ikan. Namun hal itu berbanding terbalik dengan harga jualnya yang mulai melonjak. Pasalnya sudah sebulan berlalu, harga ikan laut terus mengalami peningkatan.
Kata dia, harga ikan akan semakin meningkat seiring melonjaknya permintaan masyarakat pada Ramadan. Merujuk tahun sebelumnya, kenaikan harga ikan di bulan suci tersebut diperkirakan mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
Ibrahim mengungkapkan, tiga bulan yang lalu, harga ikan masih terbilang stabil. Menjelang Ramadan, dia terpaksa menambah modal setiap kilogram ikan. “Tiga hari yang lalu ikan pernah kosong. Kalau pun ada, saya berebut dengan teman-teman pedagang lain. Terus hari ini (kemarin, Red.), harga ikan naik,” ungkap Ibrahim, Selasa (8/5) kemarin.
Setiap hari, lanjut dia, Ibrahim dapat menjual ikan paling sedikit 150 kilogram (kg). Jika sedang banyak pembeli, ikan yang dijual bisa mencapai 200 kg. Karena itu, semakin banyak pula keuntungan yang didapatnya.
Demi mendapat ikan laut, pria berkumis itu harus bangun pukul 04.00 Wita. Bersama puluhan pedagang lainnya, dia menunggu dan berebut ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili Samarinda.
“Sebelum subuh sudah berangkat. Dapat ikan di Selili itu susah juga sih. Karena banyak pedagang. Tidak hanya di Samarinda saja. Tetapi itu sudah biasa ya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim, Nursigit mengungkapkan, setiap hari produksi ikan di tujuh PPI Benua Etam mencapai 100 ton. Ikan tersebut berasal dari PPI Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan, Samarinda, Bontang, Kutai Timur, dan Berau.
“Kalau rata-rata tiap kilogram dijual Rp 30 ribu, maka uang yang beredar setiap hari di PPI bisa mencapai Rp 3 miliar. Jadi di PPI itu sumber transaksi rakyat yang sangat menguntungkan bagi masyarakat dan dapat menambah pendapatan daerah,” ungkapnya.
Kata dia, ikan yang dibongkar di PPI tidak hanya berasal dari perairan Kaltim. Tetapi juga didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Pasokan dari beragam daerah tersebut menjadikan Kaltim sebagai daerah dengan swasembada ikan.
Selain itu, konsumsi ikan di Kaltim terbilang tinggi. Di tingkat nasional, setiap tahun konsumsi rata-rata per kapita berada di angka 39 kg setiap tahun. Sedangkan konsumsi ikan di Kaltim mencapai 47,05 kg.
“Artinya konsumsi ikan per kapita setiap tahun di Kaltim sudah melebihi delapan digit konsumsi nasional. Konsumsi ikan ini meningkat terus karena ada program gemar makan ikan di anak-anak sekolah dan perguruan tinggi,” ujarnya.
Atas dasar itu, dia menyakinkan, pasokan ikan menjelang bulan Ramadan tidak akan terganggu. Pasalnya, hingga kini Kaltim masih melakukan ekspor ikan di beragam negara. Kondisi demikian terjadi karena pasokan ikan melebihi kebutuhan daerah.
“Kaltim mengekspor udang, kakap merah, tenggiri, bawal, kerapu, dan komoditi lainnya. Walaupun bulan puasa, pasokan ikan di daerah tetap aman. Tidak ada masalah. Karena sampai sekarang Kaltim masih swasembada,” pungkasnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post